Ahlan Wa Sahlan Bikum




"ASSALAMUALAIKUM, AHLAN WA SAHLAN"

Kamis

120 KUNCI SURGA Dari Qur'an & Sunnah




















THAHA ABDULLAH 'AFIFI

MUKADIMAH
1. Kenikmatan Surgawi   15
2. Pintu Surga   21
3. Orang-orang yang Masuk Surga Tanpa Hisab  24
4. Orang-orang yang Haram Masuk Surga   27
5. Ucapan Imam tentang Surga   31


KUNCI-KUNCI SURGA MENURUTI AL-QURAN   39
Kunci 1-2                      : Iman dan Amal Shaleh    39
Kunci 3                          : Takwa   51
Kunci 4                          : Mentaati Allah dan Rasulullah Saw. 62
Kunci 5-6                       : Hijrah dan Jihad dengan Jiwa dan Harta   66
Kunci 7-10                  : Mendirikan Shalat, Membayar Zakat, Beriman kepada para Rasul, dan Memberi pinjaman yang baik kepada Allah   72
Kunci 11-1                    : Memenuhi Janji kepada Allah, Menjalin Hubungan Sebagaimana Perintah Allah, Takut   akan Buruknya Penghisaban, Sabar Mencari Ridha Allah, Mendirikan Shalat, Berinfak Di Saat Senang dan Susah, serta Mencegah Kejahatan dengan Kebajikan   87
Kunci 18                        : Taubat^ 107
Kunci 19-27                              : Amalan-amalan 'Ibadur Rahman   110
Kunci 28                                   : Istiqamah   112
Kunci 29-36                 : Sifat-sifat Orang yang Melakukan Shalat   115
Kunci 37-39            : Memenuhi Nazar, Takut kepada Hari Kiamat, dan Memberi Makan kepada Orang yangMembutuhkan   117
 Kunci 40                       : Tenteram dengan Dzikrullah   120

KUNCI-KUNCI SURGA MENURUT AS-SUNNAH   127
Kunci 41-45                 : Ibadah yang Ikhlas, Shalat, Zakat, Shaumdan Haji   127
 Kunci 46-49                 :Shalat Wajib, Shaum Ramadhan,Menghalalkan yang Halal                danMengharamkan yang Haram   131
Kunci 50                       :Menuntut Ilmu   132
Kunci 51-52                  : Meninggalkan Pertengkaran dan Berakhlak Luhur' 135
Kunci53-54                   : Shalat Dua Rakaat Setelah Azan, dan Selalu PunyaWudhu   138
Kunci 55                       : A z a n   140
Kunci56                        : Membangun Masjid   143
Kunci 57                       : Menyingkirkan Kotoran dan Hal-hal yang Mengganggu dari Masjid   145
Kunci 58                       : Pergi ke Masjid pada Pagi Sore Hari   147
Kunci 59                       : Banyak Sujud   149
Kunci                            : Shalat Sunnah Qabliyah dan Ba'diyah   152
Kunci 60                       :Banyak sujud
Kunci 61                       : Shalat sunnah Qabliyah dan Ba’diyah
Kunci 62-65                   :Menyebarkan Salam, Memberi Makan, Bersilaturrahmi, dan Shalat Malam
Kunci 66                        : Membaca Ayat Kursi Setiap Usai Shalat   157
Kunci 67-69                    :Memudahkan atau Memurahkan dalam Urusan Jual Beli dan dalam Berperkara serta Memberi Keputusan   159
Kunci 70                         : Jujur dalam Berdagang   160
Kunci 71-76                  : Berkata Benar, Menepati Janji, Menunaikan Amanat, Menjaga Kemaluan, Menundukkan Pandangan dan Menahan Tangan   161
Kunci 77-79                    : Wanita yang Menunaikan Shalat Lima Waktu, Memelihara Kemaluannya,    dan Mentaati Suami   163
Kunci 80                          : Mendidik Anak Perempuan   163
Kunci 81                          : Sabar atas Kematian Anak 165
Kunci 82-84                    : Adil, Kasih Sayang, dan'Iffah 167
Kunci85                           :Kasih Sayang terhadap Binatang   167
Kunci86-87                      : Melakukan Kebajikan dan Menahan Diri dari Menyakiti Orang Lain   168 Kunci88                         : Memelihara Kemaluan   170
Kunci89-91                      :Memberi Orang yang Bakhil, Menyambung Hubungan dengan Orang yang Memutuskan, dan Memberi Maaf 172
Kunci 92                          : Berbakti kepada Ibu Secara Khusus   173
Kunci 93                          : Mengasuh Anak Yatim (Menyayanginya dan Menafkahinya)   175
Kunci94                           : Tidak Menyakiti Tetangga   177
Kunci 95                          : Mengunjungi Saudara Karena Allah   178
Kunci 96                          : Menyingkirkan Benda yang Mengganggu dari Jalan   180
Kunci 97                          : Takut kepada Allah 182
Kunci 98                          : Sabar Saat Mengalami Kebutaan   184
Kunci99                           : Istigfar   185
Kunci 100                        : Shalat Malam   187
Kunci 101-103                 :Shaum, Memberi Makan Fakir Miskin, Mengantar Jenazah, dan Menjenguk yang Sakit   188
Kunci 104                       :Shaum   192
Kunci105-106                 :Haji dan Umrah 194
Kunci 107        `              :Jihad Fi Sabilillah    196
Kunci 108                       :Mohon Mati Syahid fi Sabilillah   198
Kunci 109                        :Membaca Al Qur'an   200
Kunci 110-112               :Tidak Sombong, Tidak Punya Utarrg, dan Tidak Ghulul (Mengambil Jatah Sebelum Dibagi)   202
Kunci 113                       : Mati Syahid fi Sabilillali   203
Kunci114                        : Membaca Qul Huwaflaahu Ahad (Surat Allkhlas)   206
Kunci 115                       : Membaca Laa Ilaaha Illallaah 207
Kunci 116                       : Membaca Subhanallah, Al Hamdulillah, Laa Baaha Illallaah Wallaahu Akbar, dan La Haula Wala Quwwata Ilia Billah   209
Kunci 117                       : Memuji Allah Saat Susah dan Senang   210
Kunci 118                       : Dzikir Setelah Shalat   211
Kunci 119-120                : Memakan yang Halal, Mengamalkan Sunnah dan Menjauhkan Diri dari Menyakiti Orang   213
PENUTUP 216

MUKADIMAH
Kunci-kunci memasuki surga tidak hanya yang ter-tera dalam buku ini, namun masih banyak, yakni setiap amal shaleh dan setiap pelaksanaan perintah Allah dan larangan-Nya. Begitu juga perintah dan larangan Rasul menjadi penyebab selamatnya kita dari neraka, seperti jaminan Allah yang diungkapkan dalam ayat suci-Nya: "Bag/ orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang ter-baik (surga) dan tambahannya.,.."(Yunus 26)
Dengan taufiq Allah Ta'ala, saya dapat menghimpun kunci-kunci tersebut. Di balik usaha yang sederhana ini, saya berharap agar setiap pembaca mengambil (mengamal-kan)-nya —Insya' Allah bila benar niatiiya dan baik tabi'at-nya— akan menjadi penghuni surga.

1. Kenikmatan Surgawi
Surga diibaratkan negeri pahala dan kenikmatan abadi. Karena di dalamnya terdapat segala sesuatu yang tak pernah dipandang mata, didengar telinga ataupun dirasakan hati. Di dalamnya terdapat bidadari, pelayan belia, aneka daging burung, buah-buahan, sungai-sungai air yang bening, susu, madu, khamar yang mengalir, tempat tidur, sutra, emas permata, dan sebagainya.
Allah Swt telah mengisyaratkan hal itu dalam Firman-Nya:
"Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa ialah (seperti taman) mengalir sungai-sungai di dalamnya; buahnya tak henti-henti, sedang naungannya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka."(Pu Ra'd 35)
Lukisan tentang keadaan surga dinyatakan pula dalam ayat berikut:
"(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka...." (Muhammad 15)
Tentang surga yang penuh kenikmatan dinyatakan dalam ayat berikut:
"Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah), berada dalam surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Merekat berada di atas dipan yang bertahtahkan emas permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir. Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang ber-mata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam."(M Wa^qfah 10-26)
Rasulullah Saw pun telah melukiskannya dalam hadits-haditsnya, antara lain sebagai berikut.
  1. Abu Hurairah r.a. berkata:
"Aku bertanya kepada Rasulullah, bagaimana bangunan surga itu? Beliau menjawab, Terbuat dari batu bata perak dan emas, sedang perekatnya adalah kesturi yang amat wangi, bebatuannya dari mutiara dan permata yaqut, sedang debu-nya adalah za'faran (sejenis kunyit). Barangsiapa yang memasukinya, ia akan senang, tak pemah susah dan akan kekal tak pemah mati, pakaiannya tak pemah kumal dan masa mudanya tak pemah sima."' (HR. Ahmad, Darami, Bazzaar, Ibnu Hibban, dan Tlrmidzi)

  1. Abu Hurairah r.a. juga pernah berkata bahwa Nabi Saw bersabda:
"Rombongan pertama yang masuk surga adalah laksana bulan pumama disusul oleh rombongan kedua yang bagaikan bintang kejora di angkasa. Mereka tidak kencing dan buang hajat, juga tidak meludah dan beringus. Sisimya dari emas, keringatnya kesturi, sedangkan tempat pedupaannya (anglo) dari kayu. Isteri-isteri mereka adalah para bidadari. Mereka berada dalam akhlak satu orang dengan rupa yang seragam, seperti ayah mereka Adam a.s. yang tingginya 60 hasta." (HR. Ahmad, Bukhari-Muslim, Tirmidzi dan Ibnu Majah)e

  1. Abu Said Al Khudri r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Seorang mukmin bila menginginkan anak di surga, maka seketika ia akan hamil, melahirkan dan pertumbuhannya dalam sesaat sesuai keinginannya." (HR. Ahmad, Ibnu Mafah, Ibnu Hibban dan Tlrmidzi. la berkata: 'Hasan Gha-rib.' Imam Bukhari mengatakan, 'Namun manusia tidak menginginkannya. )

  1. Abu Raziin Al 'Uqaili r.a. berkata bahwa Nabi Saw ber­sabda:
"Penduduk surga itu tak punya anak”.
Para Ulama' berikhtilaf tentang ini, sehingga ada yang mengatakan bahwa di surga manusia dapat bersetubuh, tapi tidak akan melahirkan."

  1. Sahabat Usamah bin Zaid r.a. berkata bahwa pada suatu hari Rasulullah Saw bersabda kepada para sahabat:

“Tidakkah kalian bersemangat meraihnya?Karena sesungguhnya surga itu tak dapa digambarkan. Demi Allah,Rabbul Ka’bah,. Surga itu adalah cahaya yang berkilau, aromanya menjalar, istana yang kokoh dan megah, serta terdapat sungai yang mengalir. Di dalamnya terdapat aneka ragam buah yang matang, isteri yang cantik jelita dengan bebagai macam perhiasan  yang indah nan menyenagkan selamanya, dan gedung tinggi menjulang yang agus cemerlang. Para ahabat berkata,” Ya Rasululla kami kami dengan gigih ingin memperolehnya.” Beliau menjawab, “Insya Allah”. Lalu beliau berkata tentang jihad dan menekankan pelaksanaannya.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban)

  1. Abu Said ra. Berkata bahwa Nabi Saw bersabda:
              “Tingkatan penghuni syurgapaling rendah ialah ia memiliki 80.000 pelayan dan 72 isteri. Untuknya dipasang kubah dari mutiara dan zabarjad (batu permata, seperi zamrud) serta yagut (sejenis permata merah/delima), seperti jarak antara jarak kampungJabiyah (sebuah tempat dekat Damakus) dengan kota an’a.” (HRTirmidzi. Ia berkata ‘Hadits ini gharib yang tidak kami ketahui, kecuali dari Rusydi bin Sa’ad. Tapi Ibnu HIbban menyampaikannya dari Ibnu Wahhab dan ia termasuk tsiqah dan tsabat dari ‘Amr bin Hatits)

2. Pintu surga

Ayat AlQur’an yang artinya : “ Sehingga apabila mereka sampai ke surga, sedang pintu-pintunya telah terbuka…” (Az Zumar 73) diinterpretasikan oleh sekelompok ulama bahwa ‘Ssurga itu mempunyai delapan (8) pintu.’ Hal ini juga diperkuat oleh hadits riwayat Muslim dari Umar bin Kathab r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah bersbda:
“Tidaklah salah seorang dari kamu berwudhu’ dengan sempurna, kemudian membaca asyhadu anlaa ilaaha illallah waasyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warasuluh, melainkan akan dibukakan baginya pintu surga yang delapan, di mana dia dapat memasukinya dari mana saja yang ia kehendaki”
Sebagian ulatna menentukan nama-nama Pintu tersebut sesuai dengan Hadits Muwatha', Shahih Bukhan-Muslim 'dan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Barangsiapa memberi infaq kepada dua orangisteri dijalan Allah maka ia akan diseru di surga, 'Hai AbduUah, mi ada-lah suatu kebajikan.' Jika ia termasuk orang yang tekun sha/at, maka ia akan diseru dari Pintu Shalat. Apabila ia ahluljihad, maka akan diseru dari Pintu Jihad. Jika ia orang yang suka bersedekah, maka ia akan dipanggil dari Pintu Sedekah. Begitu pula jika ia tergolong orang yang rajin shaum, maka akan diseru dari Pintu Rayyaan.' Kemudian Abu Bakar r.a. berkata Wahai RasuluUah, tidaklah seseorang diseru dan pintu-p'intu ini, karena darurat Adakah seseorang yang dipanggil dari seluruh pintu tersebut?' Rasul Saw menjawab, Ya, dan aku harap engkau salah satunya.'"              (HR Muslim)
t
Imam Qadhy 'lyadh mengatakan bahwa Imam Muslim telah menyebutkan dalam hadits ini empat (4) pintu. Sedang imam-imam lainnya telah menambahkaimya hingga menjadi delapan pintu, dengan menyebutkan empat (4) pintu, selain empat nama pintu di atas, yakni: Pintu Taubat, Pintu Ka-zhimin Al Ghaizh, Pintu Ar Raadhiin dan Pintu Ayman (golongan kanan), yakni orang yang masuk surga tanpa hisab.
Selain pendapat di atas, Abu Abdillah At Tirmidzi dalam Kitab Nawaadirui Ushuui menyebutkan adanya Pintu Muhammad Saw yang terdiri dari Pintu Rahmat dan Pintu Taubat. Pintu ini selalu dibuka sejak diciptakan oleh Allah Swt hingga suatu saat nanti, apabila matahari muncul dari ufuk Barat. Artinya pintu itu ditutup ketika datang hari kiamat. Seluruh pintu surga itu terbagi sesuai dengan amal kebajikan. Oleh karena itu, di sana terdapat Pintu Shalat, Pintu Shaum, Pintu Zakat dan Sedekah, Pintu Haji, Pintu Jihad, Pintu Silaturrahim dan Pintu Umrah.
Dengan demikian, Tirmidzi menambahkan tiga (3) pintu, yakni Pintu Haji, Pintu Umrah dan Pintu Silaturrahim.
Perlu diketahui bahwa ada sepuluh orang yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah Saw, yaitu empat orang Khu-lafa' Ar Rasyidin (Sayyidina Abu Bakar As Siddiq r.a., Umar bin Khattab r.a., Usman bin 'Affan r.a., dan Ali bin Abi Thalib r.a.), dan enam sahabat lainnya, yakni: Thalhah bin Ubaidillah r.a., Zubair bin 'Awwam r.a., Sa'ad bin Abi Waqash r.a., Said bin Zaid r.a., Abdur Rahman bin 'Auf r.a., dan Abu Ubaidah bin Jarrah r.a.

3. Orang-orang yang Masuk Surga Tanpa Hisab

Adapun orang-orang yang masuk surga tanpa hisab di-sebutkan oleh hadits-hadits berikut:
a.      Dari Imran bin Hushain r.a., Rasulullah Saw bersabda:
"Ada 70.000 orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab. Para sahabat bertanya, 'Siapakah mereka, wahai Rasulullah?' Nabi Saw menjawab, 'Mereka adalah orang yang tidak beristirqa' (meminta pengobatan dengan cara jampi-jampi), tidak bertathayyur (menggantungkan nasib kepada terbangnya burung), tidak melakukan pengobatan dengan cara membakar bagian yang sakit dengan besi panas mem-bara, dan orang-orang yang bertawakkal kepada Rabb mereka. '"(HR. Muslim)

b.      Abu Umamah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Rabb-ku telah berjanji akan memasukkan umatku ke surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab dan tanpa azab, setiap 1000 disertai 70.000 lainnya dalam tiga jumputan dari jumputan Rabb-ku." (HR. Tlrmidzi. la berkata, 'Hadits Gharib' sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah)
  1. Abu Nu'aim dari All bin Husain r.a. menyebutkan:
"Pada hari kiamat nanti, terdengar suara yang menyeru, 'Siapakah di antara kalian yang termasuk ahlul fadhl (yang memiliki keistimewaan)? maka berdirilah seke-lompok orang dan mereka disuruh mendatangi surga.'"
Ketika bertemu dengan malaikat,  mereka ditanya,
"Hendak ke mana?"
Mereka berkata, "ke surga."
"Tanpa dihisab," tanya malaikat.
"Ya," jawab mereka.
Lalu, dengan penasaran malaikat bertanya, "Siapa kalian?"
Jawab mereka "Kami adalah ahlul fadhl."
"Apa keistimewaanmu ... ?" kata malaikat.
"Bila kami tak dikenal orang (asing), kami bersabar; jika dizhalimi, kami tabah; dan jika disakiti, kami memaaf-kan."
Selanjutnya malaikat mempersilakan mereka masuk sambil berkata,
"Masuklah kalian ke surga sebagai balasan yang terbaik bagi pelaku amal shaleh di dunia."
Setelah itu, terdengar seruan yang lain:
"Wahai orang-orang sabar, berdirilah!"
Lalu berdirilah serombongan kecil manusia dan dipersila- kan menuju surga. Mereka bertemu malaikat, dan terjadi-lah dialog seperti semula.
"Kami adalah ahlus sabri", jawab mereka
"Apa kesabaranmu?" tanya malaikat
"Kami sabar menahan diri untuk mentaati Allah dan meninggalkan maksiat."
Maka malaikat berkata, "Kalau demikian, masuklah kalian ke surga sebagai balasan paling baik bagi orang-orang yang beramal shaleh."
Ali bin Husein melanjutkan ceritanya:
Kemudian datanglah suara memanggil, "Sekarang ber-dirilah, wahai para tetangga Allah." Maka berdirilah se-kelompok kecil manusia. Saat menuju surga, mereka berjumpa dengan malaikat dan ditanya, "Mengapa kalian disebut tetangga Allah."
Mereka menjawab, "Dahulu kami saling mengunjugi karena Allah, saling bertemu (berkumpul) karena Allah dan berinfaq di jalan Allah."
            Lalu malaikat mempersilakan mereka masuk ke surga sebagai balasan yang paling baik bagi orang-orang yangberamal shaleh."
Di samping hadits di atas, diriwayatkan pula bahwa;
"Di hari kiamat akan terdengar sebuah suara menyeru, "Mana hamba-hamba-Ku yang mentaati-Ku dan meme-lihara perjanjian dengan-Ku, meski mereka tak melihat-Ku!" Maka muncullah sekelompok manusia dengan muka laksana bulan purnama, terbang menuju 'Arasy dengan mengendarai kuda dari cahaya yang talinya adalah mutiara yaqut merah. Kemudian Allah bertutur kepada mereka, 'Salam sejahtera atas hamba yang telah men­taati-Ku dan memelihara perjanjian dengan Aku dalam keadaan ghaib. Aku memilih dan mencintai kalian! Masuklah ke surga tanpa hisab. Hari ini tak ada rasa takut dan duka cita bagi kalian'. Kemudian mereka me-lewati shirathal mustaqim (jembatan) bagai sambaran kilat. Lalu dibukalah pintu-pintu surga. Sementara para makhluk di Padang Mahsyar berdiri, seraya saling ber-tanya, 'Mana si anu bin anu ...?' Kemudian ada suara yang mengatakan, Pada hari ini, sesungguhnya peng-huni surga tengah asyik dalam kenikmatan!'

  1. Yazid bin Harun dari Daud bin Abi Hindun dari Sya'by dari Ibnu Abu Laila dari Sahabat Abu Ayyub Al Anshary r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Satu masalah yang dipelajari oleh seorang mukmin adalah jauh lebih baik dari ibadah satu tahun dan lebih baik dari memerdekakan seorang hamba sahaya dari putera (ketu-runan) Ismail. Sesungguhnya orang yang menuntut ilmu dan seorang isteri yang mentaati suaminya dan seorang anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya akan masuk surga tanpa hisab." (Informasi lebih rinci dapat dibaca dalam Kitab At Tadzklrah H Ahwaalil Mawtaa Wal Akhirah oleh Allamah Imam Qurthubi)

4. Orang-orang yang Haram Masuk Surga

Tentang orang-orang yang diharamkan Allah memasuki surga disebutkan pula oleh sejumlah hadits, di antaranya sebagai berikut:
  1. Abdullah bin Umar r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Tiga orangyang diharamkan masuk surga oleh Allah, yakni pecandu khamar, pendurhaka terhadap orang tua dan lelaki yang diam (membiarkan) isterinya (wanita keluarganya) berbuat zina (serong)." (HR. Ahmad An Nasa'i, Bazzaar dan Hakim. la mengatakan bahwa isnadnya sahih dan menggunakan lafazh Ahmad)

  1. Abu Hurairah r.a. menceritakan bahwa Nabi Saw ber­sabda:
"Empat orangyang berhak bagi Allah untuk tidak memasuk-kannya ke surga dan tidak akan mencicipi nikmatnya, yaitu pecandu khamar, pemakan riba, pemakan harta anak yatim tanpa hak, dan orang yang durhaka kepada orang tua-nya." (HR. Hakim, dengan Isnad yang sahih)

  1. Dari Abu Musa Al Asy'ari r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
Tiga orangyang tidak akan masuk surga: pecandu khamar, orang yang memutuskan silaturrahim, dan orang yang mem-percayai sihir. Barangsiapa mati dalam keadaan minum khamar, maka kelak akan diberi minum oleh Allah dari Sungai Ghauthah. Ketika Rasulullah ditanya tentang Sungai tersebut, beliau menjawab, 'Yaitu sungai yang mengalir dari kemaluan para perempuan pezina, yang berbau busuk, dan mengganggu para penghuni neraka.'" (HR. Ahmad, Abu Yala dan Ibnu Hibban, juga diriwayatkan oleh Hakim dan ia mensahihkannya dalam riwayat Ibnu Hibban)


  1. Dari Sa'id bin Zaid r.a. dari Nabi Saw bersabda:
"Orang yang menyebarkan riba berarti melanggar kehor-matan seorang muslim tanpa hak. Sedangkan hubungan silaturrahim merupakan ranting dari Allah Arrahman 'Azza wajalla. Barangsiapa memutuskannya, maka Allah akan mengharamkannya masuk surga. "(HR. Ahmad dan Baz­zaar dan para peravri Ahmad adalah tsiqah)
Perlu diketahui bahwa Rasulullah Saw adalah orang yang pertama kali tnembuka pintu surga, sebagaimana disebut-kan dalam hadits Anas bin Malik:
"Pada hari kiamat aku datang mengetuk pintu surga. Kemu-dian penjaganya (malaikat) bertanya, 'Siapakah engkau?' 'Muhammad', jawabku. Lain malaikat itu berkata, 'Aku di-larang oleh Allah untuk membuka pintu surga ini kepada siapapun sebelum engkau." (HR. Muslim)
Sekelumit lukisan tentang surga dan neraka sebagai­mana dijelaskan di atas sungguh menakjubkan. Surga de-ngan kenikmatannya dan neraka dengan siksaannya. Untuk itu, mintalah selalu kepada Allah Ta'ala, agar kita selamat dari neraka dan termasuk penghuni surga. Rasulullah Saw bersabda dalam hadits Abu Hurairah r.a.:
 “Tidaklah seorang hamba msminta perlindungan dari neraka sebanyak tujuh kali melainkan neraka berkata: Ya Rabbi, hambamu si anu meminta kepada-Mu agar diselamatkan dari aku, maka selamatkanlah!'Dan tidaklah seorang hamba memohon surga sebanyak tujuh kali melainkan surga ber­kata: Wahai Rabbi, hamba-Mu si anu telah memohon aku, maka masukkanlah ke surga!" (HR. Abu YaTa dengan isnad memenuhi syarat Bukhari-Muslim)
Doa semata tidaklah cukup untuk meraih surga, melain­kan butuh amal shaleh. Karenanya, penulis menghimpun kunci-kunci surga dalam bentuk buku, dengan harapan kita akan tekun dan bersemangat untuk mencapainya. Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita. Amin...

5. Ucapan Imam Tentang Surga

Saya sungguh tertarik kepada ucapan Imam Ghazali r.a. dalam Kitabnya Ihya Ulumiddin, khususnya pembahasan tentang Jahannam dan kedahsyatannya. la mengatakan, "Jika engkau berkata, alangkah baiknya bila aku mengeta-hui tempatku, ke mana aku kembali, dan apa bagian yang ditentukan oleh takdir untukku, berarti engkau punya tanda-tanda yang membuatmu senang dan tenang. Dengan begitu, berarti engkau membenarkan harapanmu, yakni melihat keadaan dirimu dan amalmu, karena masing-masing dimu-dahkan untuk apa-apa yang diciptakan untuknya. Bila engkau diberi kemudahan menempuh jalan kebajikan, maka berbahagialah, karena dijauhkan dari neraka. Dan jika engkau mendapati berbagai kendala dan kesulitan untuk menempuh jalan kebajikan, maka berusahalah. Dan engkau menginginkan kejelekan melainkan dimudahkan nu mencari sebab atau jalan keluarnya. Ketahuilah bahwa engkau tak lepas dari ketentuan. Tujuan ini terhadap akibat akhir seperti tujuan hujan terhadap tumbuh-tum-buhan dan laksana tujuan asap terhadap api. Allah telah berflrman:
"Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar ber­ada dalam neraka."( Al Infithaar 13-14)
Di bawah judul "Pembahasan tentang Sifat Surga dan Kenikmatannya"          Al Ghazali r.a. berkata:
"Ketahuilah negeri itu (neraka) yang telah kau ketahui kengerian dan kesusahan yang ada di dalamnya punya lawan, berupa negeri yang lain. Renungkanlah nikmat dan kebahagiaan di dalamnya. Sesungguhnya orang yang jauh dari salah satu keduanya, akan memperoleh yang lebih dekat dari keduanya. Oleh karena itu, maka tanamlah rasa khauf di hatimu dengan lama merenungi kedahsyatan Neraka Jahim dan tumbuhkanlah Raja' (harapan) dengan lama mentafakkuri kenikmatan abadi yang dijanjikan buat penghuni surga. Seretlah jiwamu dengan cambuk khauf dan kendalikan ia dengan tali kendali Raja' menuju shiratal mustaqim (jalan yang lurus/benar). Dengan demikian, engkau meraih kerajaan besar dan selamat dari azab yang maha pedih."
Setelah Al Ghazali menyebutkan sifat-sifat surga secara rinci, ia mengutip kata-kata Imam Hasan Basri r.a. sebagai berikut:
"Buah delima surga seperti timba (ember), sungai-sungainya terdiri dari air yang tidak berubah, juga ada yang terdiri dari susu yang rasanya tetap, sungai-sungai yang terdiri dari madu yang disaring dan dari khamar yang lezat lagi nikmat bagi yang meminumnya serta tidak memabukkan. Di surga terdapat apa-apa yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, dan dirasa-kan hati manusia. Manusia menjadi raja yang hidup senang dengan usia 33 tahun. Semua rata dalam satu usia, sedang tingginya 60 hasta. Matanya hitam anggun dengan muka yang tampan, aman dari azab dan keti-daktenangan negeri. Sungai-sungainya mengalir berke-lok di atas butir-butir kerikil yaqut dan zabarjad, tetum-buhan dan pohon kurmanya dari lu'lu' (mutiara), sedang buahnya tidak diketahui, kecuali oleh Allah. Anginnya tercium dari jarak perjalanan 500 tahun. Di surga terdapat kuda dan unta yang indah berkilau, tali kekang dan pelananya dari yaqut, mereka saling berkunjung. Isteri-isterinya adalah bidadari cantik jelita, laksana mutiara yang tersimpan, dan bahwa seorang perempuan di sana mengenakan 70 perhiasan, sehingga puncak keindahan betisnya tampak dari balik 70 hiasan tersebut. Akhlak mereka telah Allah sucikan dari segala bentuk kejelekan, selamat dari kematian. Mereka tak pernah beringus, juga tak pernah ingin kencing dan buang air, karena kotor-annya menjadi keringat, berupa kesturi yang harum wangi. Mereka mendapat rizki pada petang, dan pagi hari. Tak ada malam yang berulang, pagi berputar petang dan petang bersilih pagi. Orang yang paling terakhir masuk surga dan paling rendah tingkatannya diben-tangkan pada pandangan dan kerajaannya berjarak 100 tahun. la berada di istana-istana emas dan perak dan di kemah-kemah mutiara, dan diluaskan baginya pan­dangan, sehingga ia melihat ujungnya paling jauh, se­perti melihat ujung paling rendahnya. Ia makan pada pagi hari dengan 70.000 piring dari emas, begitu juga pada sore harinya. Pada setiap piring terdapat jenis makanan yang berbeda. Makanan akhirnya didapati seperti makanan awalnya. Di surga juga terdapat sebuah yaqut berisi 70.000 negeri. Dalam setiap negeri ada 70.000 rumah yang tak terkena kerusakan, pecah atau retakberlubang."
Dengan membaca semua itu, semoga kita menjadi orang yang merindukan surga yang demikian agung. Sebagaimana telah engkau ketahui bahwa surga disediakan bagi para hamba Allah yang shaleh, yang di dalamnya terdapat aneka kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, didengar teli-nga, atau dirasakan jiwa.
Suhaib r.a., berkata bahwa Rasulullah Saw pernah mem­baca ayat: "Bagi orang-orang yang berbuat ihsan ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya". Lalu beliau bersabda:
“ Jika penghuni surga masuk surga dan penghuni neraka masuk neraka, maka terdengarlah satu seruan: ‘Hai ahli surga, di sisi Allah terdapat janji buatmu yang ingin Ia penuhiu sekarang’. Maka mereka menyambut: 'Janji apakah? Bukankah timbangan kami telah diberatkan dan wajah kami telah la ceriakan? Bukankah la telah memasukkan kami ke surga?. dan menyelamatkan kami dari neraka?' Rasulullah Saw melanjutkan: 'Kemudian dibukalah hijab (tabir penyekat) dan mereka melihat wajah Allah 'Azza wa Jalla. Maka tidak-lah mereka diberi sesuatu yang paling menyenangkan selain melihat Dia.m(HR. Muslim)
Usaha kita untuk berbuat ihsan di dunia, agar beruntung di akhirat kelak dengan memperoleh surga, sebenarnya bergantung kepada diri sendiri, karena Allah Ta'ala ber-firman:
"Sesungguhnya orang-orang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adnyang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu ada­lah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (M Bayylnah 7-8)
Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Seorang penyeru berseru, 'Hai ahli surga. Sesungguhnys kalian akan selalu sehat, takpemah sakit. Kalian senantiasa akan hidup kekal dan tidak akan pemah mat/, kalian akan selalu muda dan tidak akan menjadi tua, dan kalian akan selalu senang, tak pemah susah.' Itulah finnan Allah. Dan mereka diseru, 'Itulah surga yang diwariskan kepadamu disebabkan amalpetbuatanmu.'(Al A'raaf 43)." (HR. MusHm)
Keterangan dari berbagai nash tentang surga dapat me-nambah keyakinan kita bahwa di sana ada amal-amal shaleh yang menyebabkan kita masuk surga dan memperoleh ke-nikmatan abadi.
Ada sebuah cerita yang paling menarik untuk kita baca dalam kaitan ini, yakni cerita seorang shaleh, seperti berikut ini.
" Ayahku termasuk orang yang banyak ibadah di malam hari. la pernah berkata, Tada suatu malam, aku pernati melihat seorang perempuan yang berbeda dari perempuan biasa.' Ketika aku bertanya, 'Siapakah engkau, ia menjawab, 'Aku adalah seorang gadis hamba Allah!' Aku bertanya lagi, 'Maukah engkau menikah denganku?' la menjawab, 'Pinanglah aku kepada Rabb-ku dan berilah aku maskawin' Aku kembali bertanya, 'Apa maskawinmu?' la menjawab, 'Lamanya bertahajjud!'"
Seorang ulama mendendangkan seuntai syair berikut:
"Hai penyunting bidadari di tempat pingitannya, Wahai pencari dia, sesuai kedudukannya, bangkitlah penuh gairah tanpa letih lemah! berpayah-payah dirilah untuk meraihnya jauhilah manusia, batasi bergaul dengan mereka, dan menyendirilah,untuk mengingat si dia Shalatlah di larut malamkala gelap kian kelam shaumlah di siang hari sebagai maskawin yang harus kau penuhi Bila kau lihat ia menjelma tampak keindahan tubuhnya ia berjalan berlenggak-lenggok sementara kalungnya gemerlap elok dari lehernya, niscaya dunia ini tiada berarti Jangan kau lupakan semua ini, saudaraku! "Bangunlah di gulita malam, karena tahajjud dan baca Al Qur'an lebih baik dari mendengkur.Wallaahu A'lam

KUNCI-KUNCI SURGA MENURUT AL QUR'AN

Kunci 1-2:
Iman dan Amal Shaleh
Keterangan mengenai iman dan amal shaleh sebagai kunci utama untuk memasuki surga termaktub dalam ayat-ayat berikut. 

1. "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rizki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka berkata, 'Inilah yang pemah diberikan kepada kami dahulu.' Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya."(M Baqarah 25) "Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalam­nya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Mereka mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. "(An Nisaa' 57)
2. Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya mereka mempunyai isteri-isteri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi.”  ( An Nisaa’ 57)
Keterangan yang hampir sama terdapat dalam Surat Al Baqarah, ayat 82.
3. “Barang siapa yang beramal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia orang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka sedikit pun tidak akan dianiaya.”(An Nisaa’ 124)
4. “Állah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai , mereka kekal di dalamnya , dan( mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘and. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keberuntungan yang besar.” (At Taubah 72)
15. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yangpenuh kenikmatan. Doa mereka di dalam­nya ialah: 'Maha Suci Engkau, wahai Allah'dan salam peng-hormatan mereka adalah: 'Salam'."(Yunus 9-10)
Selain ayat di atas, dapat dibaca pula Surat Ibrahim, ayat :

6.  "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan merendahkan diri kepada Rabb-nya, mereka itu adalah penghuni-penghuni surga mereka kekal di dalamnya." (Huud 23)
7.  "Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka Surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelangemas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah." (Al Kahfl 30-31)
8.   "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka adalah Surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin ber-pindah daripadanya."( Al Kahfi 107-108)
9.   "Dan barangsiapa datang kepada Allah dalam keadaan ber­iman, lagi sungguh-sungguh telah beramal shaleh,maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia), yaitu Surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya.Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan)."(Thaaha 75-76)
10. “Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan beramal shaleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan ditunjuki pula ke jalan Allah yang terpuji."(M HajJ 23-24)
11.   "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terha-dap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka milUd; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang-siapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang meme-lihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi Surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (Al Mu'minun 1-1l)

Ayat lainnya dapat dibaca pada Surat Al Hajj, ayat 14 dan 56.

12. "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. Dan orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka ke tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang yang beramal, yaitu yang bersabar dan bertawakkal kepada Rabb-Nya."                     (Al 'Ankabut 57-59)
13.  "Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama. Adapun orang-orang yang ber­iman dan beramal shaleh, maka bagi mereka surga-surga tempat kediaman, sebagai pahala atas apa yang telah mereka kerjakan."(As Sajdah 18-19)

Dapat pula dibaca Surat Luqman, ayat 8-9.

14.  "Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang yang ber­iman dan beramal shaleh ke dalam surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Dan orang-orang yang kafir itu ber-senang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makan-nya binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka." (Muhammad 12)
15.   "Beriomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Rabb-mu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar." (Al Hadid 21)
16.    "...Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal shaleh niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahan-nya dan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah keberuntungan yang besar. "(Al Taghaabun 9)
Bisa pula dibaca Surat Al Path, ayat 5, Surat Al Hadiid, ayat 12, dan Surat Ath Thalaaq, ayat 11.

17. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb-nya ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang-orang yang takut kepada Rabb-Nya."(Al- Bayyinah 7-8)
18.  "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar." (Al Buruuj 11)

Komentar:
Adapun ciri-ciri orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, para rasul, hari kiamat, dan kepada takdir baik atau buruk, serta membuktikan keimanannya dengan amal shaleh diisyaratkan dalam serangkaian ayat berikut:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereti yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, her-tambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Rabb-Nya mereka bertawakkal, (yakni) orang-orang yang mendirikah shalat dan menafkahkan sebagian dan rizki yang Kami beri-kan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman de­ngan sebenar-benamya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb-Nya dan ampunan serta rizki (nikmat) yang mulia."   (Al Anfaal 2*4)
Berbeda dengan orang yang dinafikan Allah dari keiman-an yang la namakan dengan Kadzibin (para pendusta), karena mereka hanya mengaku beriman dengan mulutnya tanpa dibarengi dengan amal shaleh, seperti difirmankan Allah:
"Di antara manusia ada yang mengatakan, 'Kami beriman kepada Allah dan hari kiamat', padahal sebenamya mereka bukan orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya me­nipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yangpedih, disebabkan mereka berdusta." (Al Baqarah 8-10)
Pada rangkaian ayat di atas, Allah memberitahukan bahwa orang yang sungguh-sungguh beriman adalah orang yang membuktikan imannya dengan amal shaleh. Mereka akan masuk ke surga yang pintu-pintunya akan dibukakan untuk mereka. Mereka akan diberi perhiasan dengan gelang emas dan mutiara serta pakaian sutera halus nan tebal, dan sebagainya.
Islam tidak membedakan jenis kelamin dalam memberi-kan jaminan surga selama masing-masing beriman dan beramal shaleh, sebagaimana difirmankan Allah:
"Barangsiapa yang beriman dan beramal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka se-sungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. " ( An Nahl 97)

Pernyataan tersebut juga disebutkan dalam Surat Al Ahzaab sebagai berikut:

"Hal orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilang-kan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang me-nafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia, dan dia> tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka pe-rumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadi-lah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai se-suatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberipetunjuk kepada orang-orangkafir."(Al Baqarah 264)
Ibnu Abbas r.a. berkata, 'Seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah Saw, "Aku berjuang karena Allah dan supaya posisiku dalam peperangan diketahui." Rasulullah I tidak menanggapi, hingga turun ayat:
"Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yangmuslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. " (Al Ahzab 35)
Semua itu bisa didapatkan dengan syarat, jika beramal shaleh, harus ikhlas dan semata-mata karena Allah. Jika tidak, Allah akan menolaknya sesuai dengan pernyataan-Nya:
"...Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabb-Nya maka hendaklah ia beramal shaleh dan janganlah ia mem-persekutukan seorangpun dalam ibadah kepada Rabb-Nya." (Al Kahfl 110) (HR. Hakim. Menurutnya, hadhs Inl shahlh sesuai dengan syarat Bukharl-Musllm)
Ketika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan, putuslah amal shalehnya, kecuali tiga perkara, sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Jika manusia mati, maka putuslah amalnya kecuali tiga ha, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya." (Ditakhrijkan oleh Ahmad, Muslim, Abi Daud, Tlrmidzi, dan Nasa'i)
Pahala sedekah jariah tetap mengalir sekalipun si pelaku nya telah meninggal dunia,selama sedekah tersebut masil digunakan.Jenis sedekah jariah ada sepuluh, seperti disebutkan dalam rangkuman bait yang dituturkan Al Hafizh ImamAs Suyuthi:
Jika anak Adam meninggal dunia, putuslah segala amal nya, kecuali sepuluh perkara:
ilmunya yang telah disebarkan
doa yang dipersembahkan untuknya
jasa menanam korma
sedekah yang pernah dikeluarkannya
mewariskan mushaf, membuat perlindungan di bata
negeri
menggali sumur atau mengalirkan sungai
menyediakan rumah penginapan bagi pengembara
atau membangun tempat berdzikir dan mengaji
serta mengajarkan Al Qur'an yang mulia
maka ambillah ini semua
Di samping itu, amal shaleh dapat menjadi penghibur bagi sang mukmin di kuburnya, seperti disebutkan dalai hadits yang ditakhrijkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Ab Daud, dan Ibnu Khuzaimah sebagai berikut:
"Seorang mukmin setelah ditanya di kubumya, ia akan di-datangi seorang lelaki tampan dengan berpakaian indah dan baunya yang harum, seraya bertutur, 'Berbahagialah dengan hal yang menggembirakanmu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu.' Lalu sang mukmin berkata, 'Siapakah engkau? wajahmu amat cerah membawa kebajikan!' la menjawab, 'Akulah amal shalehmu di dunia dahulu!""
Amal shaleh juga dapat menolong sang mukmin pada hari-hari sebagaimana dilukiskan Al Qur'an:
"...pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya...."       (An Naba' 40)
"Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya." ('Abasa 34-36)
"(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikit pun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah."(Al Inftthar 19)
(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Rabb semesta alam."(M Muthafflfln 6)
Adapun kaitannya dengan surga, amal shaleh merupakan i bagi pintu-pintunya, yakni berupa amal kebajikan, melaksanakan perintah Allah, meninggalkan larangan-Nys dan menjauhi kemungkaran.
Dalam hal ini, Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasu­lullah Saw bersabda, 'Allah Swt berfirman, 'Kusediakaj buat hamba-hamba-Ku yang shaleh surga yang tak pernafc dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernal dirasakan dalam hati. Jika kamu mau, perhatikan ayat:
"Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang me-nyedapkan pandangan mafa...."(As Sajdah 17)
Yang paling utama dari amal shaleh tersebut ialah me-nunaikan kewajiban shalat dengan cara yang benar, tanpa menundanya. Karena shalat merupakan tiang agama. Barangsiapa mendirikannya, berarti mendirikan agama, dan barangsiapa meninggalkannya, berarti menghancurkan agama.
Dalam sebuah hadits disebutkan:
"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mengerjakan kebajikan, meninggalkan kemungkaran, dan mencintai orang-orang miskin. Untuk itu, ampuni aku dan sayangi hamba-Mu. Jika Engkau menghendaki fitnah di suatu kaum, maka matikanlah aku dalam keadaan tidak terkena fitnah. Dan aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, men­cintai orangyang mencintai-Mu, dan menyenangi perbuatan yang dapat mendekatkanku kepada-Mu. "(HR. nrmidzl dan dikatakan sebagai hadits hasan-shahih)
"Pokok setiap perkara ialah Islam, tiangnya shalat sedangkan puncaknya adalah jihad."(HtL Tlrmidzi. Menurutnya, hadits ini hasan-shahih)
 Sehubungan dengan amal shaleh, Rasulullah Saw pernah membaca doa demikian:

Kunci3:
 Takwa
Catalan mengenai kenikmatan surga dan keberadaan orang-orang yang bertakwa di dalamnya akan disebutkan dalam ayat-ayat Al Qur'an sebagai berikut.
  1. "...Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Yaitu orang-orang yang berdoa, 'Rabbana, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.' (Yaitu) orang-orang yang sabar,yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya ($ jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur: (Alilmran 15-17)
Selain itu, terdapat pula Surat Ali Imran, ayat 198.        
  1. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-Mi dan kepada surga yangluasnya seluas langit dan bum! yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, yaitu orang. orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu luangdan sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Danjuga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lag! yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka q itu balasannya ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal." (Ali Imran 133-136)
  2. "Perumpamaan surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang takwa ialah seperti taman, mengalir sungai-sungai di bawahnya, buahnya tak henti-hentinya, sedang naungan-nya (demikian pula). Itulah tempat kesudahan bagi orang- -orang yang bertakwa, sedang tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka." (Ar Ra'd 35)
  3. "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan di dekat mata air yang mengalir (Dikatakan kepada mereka), 'Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman'. Dan Kami lenyapkan segala rasa den-dam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasabersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-li tidak akan dikeluarkan daripadanya." (M Hl|r 45-48)
  4. "...Orang-orang yang berbuat baik di dunia M mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhinlt adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) Surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehen-daki. Demikianlah Allah member! balasan kepada orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka), 'Salaamun'alaikum, (selamat dan sejah­tera untukmu)', masuklah kamu ke dalam surga itu disebab-kan apa yang telah kamu kerjakan." (An Nahl 30-32)
  5. "(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, dan (di hari itu) didekatkanlah surga kepada orang-orang yang bertakwa." (Asy Syu'araa 88-90)
  6. "...Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar disediakan tempat kembali yang baik, yaitu Surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. Dan di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan sebaya umumya. Inilah yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. Sesungguhnya ini adalah benar-benar rizki dari Kami yang tiada habis-habisnya   (Shaad 49-54)
  7. "Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nyt mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, diatasnya di bangun pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahny, mengalir sungai-sungai. Allah telah berjanji dengan sebc nar-benamya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya." (Ai Zumar 20) 12.
  8. "Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya dibawt ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehinggi apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunyi telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penja ganya, 'Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialal, kamu!' Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal d dalamnya. Dan mereka mengucapkan, 'Segala puji bagi AM yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telat, memberi kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenan kan) menempati tempat dalam surga, di mana saja kehendaki'. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bag orang-orang yang beramal shaleh."  ( Az Zumar 73-74)
  9. "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di tempai yangaman, yaitu di dalam taman-taman dan mata-mata ail Mereka memakai sutera halus dan sutera yang tebal, (duduk) berhadap-hadapan, demikianlah. Dan Kami berikan kepafa mereka bidadari. Di dalamnya mereka meminta segali macam buah-buahan dengan aman (dari segala kekhawatir-an). Mereka tidak akan merasakan mati di dalamnya kecuali
mati di dunia. Dan Allah memelihara mereka dari azab neraka sebagai karunia dari Rabb mereka. Yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar." (Ad Dukhaan 51-57)
  1. "(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikai] kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka...."(Muhammad 15)
  2. "Dan didekatkanlah surga itu kepada orang-orang yang ber­takwa pada tempatyang tiada jauh (dari mereka). Inilah yang dijanjikan kepadamu, yaitu kepada setiap hamba yang selalu kembali (kepada Allah) lagi memelihara (semua peraturan-peraturan-Nya), yaitu orang yang takut kepada Allah Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hatiyang bertaubat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan. Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki dan pada sisi Kami ada tambahannya."(Qaaf  31-35)
  3. "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata-mata air. Sambil meng-ambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (Adz Dzaariyat 15-19)
  4.  “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam surga dan kenikmatan,mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Robb mereka,dan Robb mereka memelihara mereka dari adzab neraka.(Dikatakan kepada mereka),’Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yangatelah kamu kerjakan’. Mereka bertelakan diatas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli. Dan orang-orng yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti dalam keimanan,Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Kami beri mereka tambahan dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. Di dalam surga mereka saling memperebutkan piala (gelas)yang isinya tidak (menimbulkan) kata-kata yang tidak berfaedah dan tiada pula perbuatan dosa. Dan berkeliling di sekitar mereka anak-anak muda untuk(melayani)mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan.Dan sebagian mereka menghadap kepada sebagian yang lain saling Tanya-menanya. Mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada ditengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan adzab).’Maka Allah memberi karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka. Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya.Sesungguhnya Dia-lah yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang” (Ath Thuur  17-28)
Perhatikan pula Surat Al Qomar ayat 54-55 dan Surat Al Qolam ayat 34
  1. “ Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan , yaitu kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya, dan gelas-gelas ytang penuh9berisi minuman. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak (pula perkataan) dusta. Sebagai balasn dari Rabbmu dan pemberian yang cukup banyak’.  (an Naba’ 36)
Seseorang dikatakan bertakwa apabila memiliki sifat-sifat sebagaimana tersebut dalam ayat berikut :
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beiman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan halat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”  ( Al Baqarah 177)

Komentar :
Sahabat Ali bin Abi Thalib r.a.mengatakan tentang sifat-sifat orang yang bertakwa sebagai berikut :
“Orang-orang yang bertakwa ialah mereka yang pikirannya benar, pakaiannya sederhana, jalannya tawadhu’ menundukkan pandangan dari yang diharamkan Allah, menggunakan telinganya untuk mendengar ilmu yang bermanfaat. Hatinya tenang dalam menghadapi bencana seperti saat senang. Sekiranya tidak ada ajal yang telah ditetapkan Allah, niscaya ruh mereka tidak pernah diam(tetap) di jasad mereka lantaran rindu kepada Rabb-nya. Allah begitu besar dan agung dalam pandangannya, sehingga yang selain-Nya adalah kecil. Hatinya selalau duka, sedang mereka menahan diri dari berbuat jahat. Tubuhnya kurus, kebutuhannya sedikit(ringan) dan punya sifat ‘Iffah   (memelihara kehormatan diri). Dunia mengejarnya, tetapi mereka tidak menginginkannya. Mereka sabar dalam menjalani rangkaian hari-hari dunia yang sementara untuk kemudian digantikan denga istirahat yang panjang. Di kala malam, mereka berdiri untuk qiyamul lail, membaca Al Qur’an. Apa bila bertemu denga ayat pelipur jiwa, maka jiwanya tergugah karena rindu, dan manakla berjumpa dengan ayat ancaman (yang mmberi kabar takut), maka mereka sadar dan menganggap bahwa suara gejolak api jahannam terdengar langsung oleh telinganya, sehingga mereka berlutut di hadapan kemaha- agungan Allah, meminta ampun dan perlindungan. Adapun di siang hari, mereka adalah tenang (sabar) dan menjadi ulama yang suka berbuat kebajikan lagi bertakwa. Hatinya penuh dangan rasa takut (kepada Allah), sehingga dilihat oleh orang lain, seolah-olah mereka sedang sakit, padahal tidak. Mereka tidak puas dengan amal yang sedikit dan tidak menganggap banyak amal yang telah mereka kerjakan. Mereka memandang dirinya bersalah dan belum berbuat apa-apa. Manakala dirinya bersih dari berbuat maksiat dan kemalaan, mereka takut kalau orang menyangkanya seperti itu. Sehingga mereka berkata, ‘Aku lebih tahu tentanf diriku daripada orang lain. Rabb-ku lebih mengetahui tantang aku daripada diriku sendiri.’ Ya Allah janganlah Engkau siksa aku karena percakapan mereka tentang aku dan jadikanlah aku lebih baik dari yang mereka sangka, serta maafkanlah aku dari apa yang pernah aku perbuat.”

Di antara cirri-ciri mereka (orang-orang yang bertakwa) ialah :

 “ Ia kuat dalam beragama, memeiliki keimanan yang kokoh, tamak akan ilmu, beramal dengan penuh kesantunan, sederhana sekalipun kaya, khusyu’ dalam beribadah, sabar menghadapi musibah, mencari yang halal, semangat untuk mencari hidayah, tidak rakus terhadap materi. Ia beramal shaleh dengan penuh rasa takut, di sore hari ia bersyukur dan di pagi hari ia berdzikir. Semalaman ia gelisah, takut akan siksa Allah, di kala subuh ia ceria. Jika jiwanya sulit dikendalikan (dalam melakukan hal yang dibenci), maka ia tidak menuruti keinginannya. Ia cinta akan kampong akhirat, zuhud terhadap dunia, mengamalkan ilmu dalam bentuk perbuatan. Selain itu, ia tidak suka berangan-angan terhadap dunia, jiwanya bersifat qanaah (menerima apa adanya), mudah urusannya, mampu menahan nafsu lawwamah dan ammarah. Kebaikan menjadi cita-citanya. Apabila bersama orang –orang yang melalaikan Allah, ia tetap tertulis sabagai orang yang ber-dzikrullah, memaafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya, suka bersilaturahmi, jauh dar kata kotor, lembut tuturnya, tenang menghadapi musibah dan cobaan, sabar menghadapi tantangan, bersyukur jika memperoleh nikmat, tidak zhalim terhadap orang yang membencinya, tidak berbuat dosa kepada orang yang mencintainya. la mengakui kebenaran sebelum menyaksikannya, tidak menyia-nyiakan sesuatu yang semestinya dipelihara dan tidak memberi gelar-gelar yang buruk kepada orang, tidak menyakiti tetangganya.Jika dizhalimi ia sabar sehingga Allah-Iah yang justru membalas kezhaliman itu. la aktif bekerja saat orang lain istirahat dalam rangka mencari kehidupan akhirat. Ia menyenangkan orang lain dan menjauhi orang yang jauh darinya lantaran zuhud. Jadi bukan menjauhi karer sombong dan angkuh, serta mendekati orang yang dekat kepadanya dengan kelembutan dan kasih sayang, bukan bertujuan untuk menipu dan menghianati..."
Dengan demikian menjadi jelas bahwa orang-orang bei takwa, yang mendapat surga Allah itu adalah orang-oran yang memang mempersiapkan dirinya untuk surga denga kesiapan yang bersifat positif, bukan negatif atau pasif. Bahkan, karena sifat-sifat agung yang dimilikinya, Allah Swt menjanjikan keberuntungan dan kemenangan untuk mereka di dunia dan di akhirat.
Salah satu janji Allah untuk memeliharanya dari musu sebagaimana tercantum dalam ayat berikut.:
“…Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan ke padamu.... " (Ali Imran 1 20)
Allah menjanjikan kemenangan dan pertolonga bagi mereka seperti tersebut dalam ayat :
"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. " (An Nahl 1 28)
            Allah menjanjikan keselamatan dari berbagai bencana dan jaminan dengan rizki yang halal :
'...Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizfef dari arah yang tidak disangka-sangkanya...." (Ath Tha-laaq 2-3)
Allah akan memperbaiki amal dan mengampuni dosa mereka :
"...bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amal-amal-anmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu...." (Al Ahzaab 70-71)
Allah berjanji akan memberikan cahaya yang dapat
"…bertakwaJah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-tya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan...." (Al Hadiid 28)
Allah mencintai mereka seperti tercantum dalam ayat:
"...sesungguhnya Allah mendntai orang-orang yang bertakwa.' (All Imran 76)
Allah memuliakan mereka:
"...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa...." (al Hujuraat 13
Allah berjanji akan memberi kabar gembira di dunia dan di akhirat:
"(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu her takwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan d dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat... "(Yunus 63-64)
Selain itu, Allah juga akan mengekalkan mereka dalan surga:
"Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang  bertakwa...."(Maryam 72)
Hal yang sama juga disebutkan dalam Surat Ali Imran 133,
Dengan menyimak dan memperhatikan sifat-sifat orang bertakwa di atas, semoga kita dapat menjalani perjuangan hidup dengan sifat-sifat tersebut, sehingga kita tergolon|g orang-orang yang disediakan surga oleh Allah. Amin...
Kunci 4:
Mentaati Allah dan Rasulullah Saw.
            Perhatikan firman Allah :
  1. "...Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekaldi dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar."(An Nisaa' 13)
  2. "Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shid-diiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang sha-leh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya." (An Nisaa' 69)
  3. "...Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barangsiapa ber-paling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yangpedih." (AlFath 17)
Dalam ketiga ayat di atas Allah Swt memberitahukan tentang balasan yang akan diterima oleh orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul Saw. Karena itu, Allah meme-rintahkan kepada kita agar senantiasa mentaati-Nya seba-gaimana firman-Nya:
"...Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya."(Al Hasyr 7)
Allah telah menjadikan ketaatan kepada Rasul Saw se-bagai bukti ketaatan kepada-Nya. Sebab Rasulullah adalah i ajaran Allah, seperti flrman-Nya:
62
63
"Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia te/a. mentaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatai itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemel, hara bagi mereka." (An Nisaa' 80)
Al Qur'an tidak hanya memerintahkan kita agar mentaai Allah dan Rasul-Nya, tapi juga ulil amri (pemimpin) selani, mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya. Perhatikan ayat ini :
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasu Nya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu be selisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah i kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kam benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yat demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akiba, nya."(An Nisaa' 59)
Pentingnya ketaatan kepada Allah dan Rasul, juga d paparkan dalam hadits berikut:
"Dari Jabir bin Abdillah r.a. ia berkata, 'Para malaikat pe nah datang kepada Nabi Saw yang sedang dalam keadai tidur. Sebagian dari mereka berkata, 'Ia sedang tidur! Yal lainnya menyahut, Tapi hatinya jaga. ' Lalu mereka berkal 'Kawanmu ini punya tamsil. Berilah tamsil untuknya!' Pe umpamaannya ialah seperti seorang laki-laki membangv sebuah rumah dan menyediakan hidangan mewah. Lalu ia mengutus seorang penyeru. Maka barangsiapa yang menyambut semannya, ia masuk rumah dan menyantap hidangan tersebut, sedangkan yang tidak menyambumya, ia tidak masuk ke rumah dan tidak menyantap hidangan! Mereka berkata, Tafsirilah perumpamaan ini, sehingga ia-memahaminya.' Maka sebagian mereka berkata, 'Ia tidur.' Yang lain menimpali, 'Matanya tidur, tapi hatinya jaga.' Kemudian mereka berkata, 'Rumah tersebut ialah surga. Si pengundang adalah Muhammad Saw. Maka barangsiapa mentaati Muhammad Saw, berarti mentaati Allah; dan barangsiapa tidak mentaati Muhammad, berarti tidak men­taati Allah. Dan Muhammad membedakan antara orangyang mentaatinya dengan yang tidak mentaatinya.'"
Abu Musa Al Asy'ari r.a. pernah mendengar Rasul Saw
"Sesungguhnya perumpamaanku dengan apa dari Allah adalah laksana seorang lelaki yang mendatangi suatu kaum. Laki-laki tersebut berkata, 'Aku melihat tentar, dengan mataku. Dan sesungguhnya aku adalah pembg, peringatan yang berterus-terang. Maka taatilah.' Sekelompq kaum ada yang mentaatinya, dan mereka pergi sehing$ mereka selamat. Sementara sekelompok yang lain diam 4 tempatnya, sehingga diserang musuh dan hancur bina% Kelompok yang pertama seperti orangyang mentaati aJci sedang kelompok kedua seperti orangyang tidak mentaatiku.(HR. Muslim)

Kunci 5-6:
Hijrah dan Jihad dengan Jiwa dan Harta
Berikut ini beberapa petikan ayat Al Qur'an dan As Sun nah yang membahas tentang kunci masuk surga melali hijrah dan jihad, baik dengan harta maupun jiwa. 5.
  1. "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surg padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjiha di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (K Imran 142)
  2. "...Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kait pung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang be perang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kt salahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukki mereka ke dalam surga yangmengalir di bawahnya sunga sungai sebagai pahala di sisi Allah...." (All Imran 195)
  3. 'Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jaJan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Rabb mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keri-dhaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kese-nangan yang kekal, mereka kekal di dalamnya selama-lama-nya. Sesungguhnya di sisi Allah-lab pahala yang besar." (At Taubah 20-22)
  4. "Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah pula orang-orang yang beruntung. Allah telah me-nyediakan bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keme­nangan yang besar." (At Taubah 88-89)
  5. "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang muk-min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berjihad pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembira-kanlah orang-orang mukmin itu." (At Taubah 111-112)
  6. "Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjuk-kan suatu pemiagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta 4 jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu meng tahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosan dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam Surga 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar.Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. " (Shaff 10-13)

Komentar
Hijrah di jalan Allah dan jihad karena Allah, baik den$ harta maupun jiwa, merupakan salah satu kunci bagi si seorang untuk masuk surga.
Pengertian hijrah dalam Kitab Fathul Baary ialah meninj galkan sesuatu ke sesuatu yang lain. Adapun menur syari'at, adalah meninggalkan larangan Allah. Dalam Isla ada dua jenis hijrah. Pertama, hijrah dari negeri yang penn ketakutan ke negeri yang aman, seperti hijrah ke Habsya dan hijrah dari Mekah ke Madinah. Kedua, hijrah dari negeri kafir ke negerj iman. Jenis hijrah ini pernah dilakukan Ras Saw beserta kaum muslimin dari Mekah ke Madinah hing 'fathul Makkah'.
Adapun jihad fi sabilillah merupakan puncaknya Islat seperti tersebut dalam hadits shahih yang diriwayatto Tirmidzi, bahwa Nabi Saw bersabda kepada Mu'adz bin Jabal r.a. :
Tidakkah kuberitahu engkau tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya ? Pokoknya ialah Islam, tiangnya shalat, sedangkan puncaknya adalah jihad.”
            Allah Swt telah memerintahkan kepada orang-orang beriman, agar tampil ke jalan Allah untuk menghadapi musuh, sebagaimana firman-Nya :
'Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah.... " (At Taubah 4 1 )
Allah juga membedakan antara orang-orang yang diam (di rumah (tidak berjihad) dengan orang yang berjihad:
Tldaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ber-jihad) yang tidak mempunyai uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Ke­pada masing-masing mereka, Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar." (An Nisaa' 95)
Dalam hadits, terdapat riwayat dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Berjaga-jaga dan waspada sehari fi sabilillah jauh lebih afdhal daripada dunia dan seluruh isinya. Tempat cambukmu dari surga jauh lebih baik daripada dunia dan isinya Sedangkan jalan hamba fi sabilillah di sore hari atau di pagi hari jauh lebih utama daripada dunia dan seluruh isinya”. ( HR  Muttafaq 'Alaih)
Juga dari Salman r.a., ia bercerita, "Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
Berjaga-jaga dan waspada sehan semalam jauh ebih baik dan shaum sebulan ditambah dengan ibadahnya. Apabi mati dalam keadaan pergi berperang, maka dialirkan atasnya (pahala) amal yang pemah ia lakukan, juga rizki dai keamanan dari soal kubur." (HR. Muslim)
Jihad yang dimaksud dalam kedua hadits di atas adalal jihad dengan jiwa. Adapun jihad dengan harta disebutkai dalam hadits berikut.
Dari Abu Umamah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda :
"Barangsiapa yang tidak berperang atau menyiapkan tenag untuk berperang atau tidak menanggung keluarga orang yangsedang perang, maka Allah akan menimpakan bencana sebelum datangnya hari kiamat." (HR. Abu Daud, dengan Isnad shahih)
Dari Zaid bin Khalid r.a. bahwa Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa yang menyiapkan tenaga untuk berperang fi sabilillah, berarti ia telah berperang. Dan barangsiapa yang menjamin keluarga laki-laki yang berperang, berarti ia ber­perang." (HR. Muttafaq 'Alaih)
Sebagai tambahan terdapat hadits dari Abu Bakar bin  Musa AlAsy'ari r.a. yang berkata, “ Aku pernah mendengar ayahku yang tengah menghadapi musuh berbicara bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Pintu-pintu surga itu terletak di bawah bayang-bayang pedang. Maka berdirilah seorang laki-laki yang jelek rupa-nya, ia berkata, 'Hai Abu Musa! Begitukah yang kau dengar dan Rasulullah?' Abu Musa menjawab, Ya.' Maka itu kembali ke kerumunan kawannya lalu berkata, 'Assal* mu'alaikum!' seraya membuang sarung pedangnya dan t ke medan laga dan bertempur hingga mati terbunuh." ( Muslim)
Setelah membaca, memahami, dan merenungi isi serta maksud hadits di atas, mudah-mudahan kita tidak lupa untuk menerapkannya dalam tindak laku hidup. Jika tidak demikian, dikhawatirkan kita mati dalam keadaan munafik. seperti bunyi hadits:
"Barangsiapa yang mati tidak berperang dan tidak terlint di hatinya untuk ikut berperang, maka ia mati membawa sifat kemunafikan." (HR. Muslim)
Cukuplah bagi kite bahwa Allah telah membeli jiwa da harta kita dengan surga. Kalau tidak, adakah hal lain yan paling tepat janjinya selain Allah? Sempga Allah menjadika kite sebagai mukminin yang berjihad di jalan-Nya denga jiwa dan harta serta memberi kemuliaan kepada kita denga mati syahid, amiin.

Kunci 7-10 :
Mendirikan Shalat, Membayar Zakat, Beriman kepada Para Rasul, dan Memberi Pinjaman yang baik kepada Allah

"...jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka serta kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik[1], tesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Aku masukkan ke dalam surga yangmengalir di bawahnya sungai-sungai...." Maaldah)
Pada ayat di atas, Allah Swt mengungkapkan empat kunci maksud hadits di atas, sebagaimana tertera dalam judul bab dengan rincian keterangan sebagai berikut :

1.   Mendirikan shalat merupakan rukun Islam (kedua), disebutkan dalam hadits shahih:
Islam tegak di atas lima dasar, yakni bersaksi bahwa tiada Hah selain Allah dan Muhammad Saw adalah Rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, pergi haji ke Baitullah serta shaum di Bulan Ramadhan." (HR Bukhari Muslim)
Maksud mendirikan shalat adalah melaksanakan shalat dengan sebaik-baiknya serta tepat pada waktunya, sehingga membuahkan hasil seperti tercantum dalam ayat berikut :
"...dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dan (perbuatan-perbutan) keji dan munkar.... "(Al 'Ankabuut 45)
Keadaan (tercegahnya perbuatan keji dan munkar) itu akan benar-benar terbukti jika shalat dilaksanakan dengan khusyu', ikhlas, tepat waktu, dan sempurna rukun-rukun-nya (tidak asal-asalan). Dalam hal ini Imam Qurthubi ber­kata:
"Lebih baik jika seseorang merasakan atau menganggap bahwa shalatnya itu merupakan shalat yang terakhir dalam hidupnya, karena kita tidak dapat mengetahui kapan kematian itu akan tiba dan tidak harus melalui sakit."
"Bahkan sebagian Ulama Salaf mengatakan bahwa manakala ia shalat, ia gemetar dan pucat kulitnya. Ketika ia ditanya, maka jawabnya, "Jika kepada raja dunia saja aku menghadap dengan sebaik-baiknya dan penuh ke-tegangan, maka apalagi jika aku menghadap Raja Diraja, tentu lebih dari itu! Inilah shalat yang dapat mencegah --harus mencegah-- perbuatan keji dan munkar. Barang-siapa yang shalat sekadar untuk menggugurkan kewa-jiban, tanpa dibarengi kekhusyuan serta fadhilah-fadhi-lah, maka shalat seperti itu tidak akan mengangkat pe-lakunya ke derajat yang lebih tinggi. Jika ia berada dalarn kemaksiatan, maka shalatnya akan menjauhkannya dari Allah.
Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., Ibnu Mas'ud dan A'amasy:
"Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, maka ia makin bertambah jauh dari Allah dan makin bertambah kebencian Allah kepadanya”.[2] (Tafslr Qurdi)
Makna hadits di atas adalah tidak ada nilai bagi shalat-nya orang yang melakukan kemaksiatan dan kemunkaran. Adapun shalat yang dikerjakan secara baik, pasti akan mendatangkan dampak positif, menghapus kesalahannya, dan menyebabkan orang masuk surga, seperti disebutkan dalam hadits berikut.

a.      Rasulullah Saw bersabda:
“Tidaklah seseorang memasuki waktu shalat wajib kemudian ia berwudhu' dengan sempuma dan shalat dengan khusyu', sambil memelihara ruku'nya, melainkan akan terhapus do'sa-dosanya yang telah lalu selama tidak melakukan dosa besar, hal itu berlaku sepanjang masa." (HR. Muslim dari Usman bin 'Affan r.a.)
b.      Abu Umamah r.a. berkata bahwa Nabi Saw bersabda:
 “Bertakwalah kepada Allah dan kerjakanlah sholat lima waktu , serta shaum di Bulan Ramadhan, tunaikan zakat, dan taati pemimpinmu, pasti kamu masuk surga Robb-mu.” (Ditakhrijkan oleh Baihaqi dan Tirmidzi, dengan ucapan “hasan shohih”).

  1. Membayar zakat merupakan rukun Islam ketiga. Diurutkannya zakat setelah sholat karena Al Qur’an memang telah menyebutkannya demikian. Terdapat 82 ayat Al Qur’an yang menyebutkan zakat setelah sholat. Hadits juga demikian, yang di antaranya seperti berikut ini.
a.   Dari Abu Hurairah r.a.. bahwa Nabi saw pernah ditanya tentang Islam, maka beliau menjawab:
    “Islam itu ialah engkau menyembah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya       dengan sesuatu pun. Mendirikan sholat, membayar zakat fardhu, dan shaum di Bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari Muslim)
b. Dari Ibnu Umar r.a. bahwa Nabi saw bersabda:
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia, sehingga mereka mengucapkan shahadat (persaksian) bahwa tiada Ilah selain Allah dan Muhamad adalah Rosul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat. Apabila mereka telah mengerjakan semua itu, maka darah (jiwa) dan hartanya haram diganggu, kecuali karena ketentuan Islam, sedang perhitungannya diserahkan kepada Allah.” (Ditakhrijkan oleh Bukhari Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah r. a.)
Di samping itu, terdapat beberapa hadits yang mengupas keutamaan sedekah, baik yang wajib maupun yang sunah, seperti :

Dari Abu Hurairah r.a.bahwa Nabi saw bersabda :
“Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menerima sedekah dan mengambilnya dengan tangan kanan-Nya, lalu memeliharanya seperti salah seorang diantara kamu memelihara anak ternaknya atau anak ontanya, sehingga satu suap (yang disedekahkan)menjadi sebesar Gunung Uhud. Allah Ta'ala berfirman ”Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (At Taubah 104). Dalam ayat lain disebutkan "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah...." (Al Baqarah 276)." (Ditakhrijkan oleh Ahmad, Tirmidzl, dan Ibnu Ma|ah. Dishahlhkan oleh Al Mundziri.)
Dalam hadits lain juga disebutkan:
“Tidaklah matahari muncul melainkan Allah mengirim dua malaikat di kedua sisinya. Mereka berdua berseru, sehingga terdengar oleh seluruh penduduk bumi, kecuali jin dan manusia, ‘Hai umat manusia, bergegaslah menuju Rabb-mu, karena barang yang sedikit dan mencukupi jauh lebih baik daripada banyak, tapi melalaikanmu. Dan tidaklah matahafl tenggelam di ufuk barat,melainkan Allah mengutus dua malaikat yang menyeru, sehingga terdengar oleh seluruh penduduk bumi, kecuali jin dan manusia, Ya gantilah harta orang yang berinfak. Ya Allah, binasakanlah harta orang yang pelit." (Dltakhiifluoi oleh Ibnu Hibban, Ahmad, dan Hakim, la berkata: 'isnadnya shahih)
Untuk itu, ada baiknya kita perhatikan rangkaian hadits di atas, sehingga kita menjadi orang yang patuh membayar zafcat dan tidak menjadi orang-orang kikir yang diancam oleb Allah, seperti bunyi ayat berikut:
"...Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada /a/an Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksayang pedih. Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam Neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka, 'Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.'" (At Taubah 34-35)

  1. Beriman kepada para rasul Allah.
Yang dimaksud dengan para rasul ialah setiap rasul yang oleh Allah untuk memberi hidayah kepada umat manusia. Allah berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan), 'Sembahlah Allah(saja), dan jauhilah Thaghut itu,' maka di antara umat itu ada orang- orang yang diberi petunjuk olehAllahdan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya…”  (An Nahl 36)
Sebagai muslim, kita dituntut untuk mengenal nama - nama rasul yang dalam Al Qur'an diketahui berjumlah 2 orang. Sehubungan dengan ini, seorang ulama berkata:
Bagi tiap yang mukallaf
wajib mengenal para nabi secara rinci
delapan belas di antaranya telah dikenal mereka
yang tersebut dalam satu rangkaian ayat-Nya
tinggal tujuh yang harus mereka tahu:
Idris, Hud, Syu'aib, Shaleh,
Dzul Kifli, Adam, dan Muhammad penutupnya.
Yang dimaksud dengan rangkaian ayat pada bait di atai sebagai berikut:
"Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahii untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yai\ Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Rabb-m Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami teti menganugerahkan Ishaq dan Ya'qub kepadanya. Kepati keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; di kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri petunjd dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh), yaitu DatX Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, dan Harun. Demikianld Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbiH baik (ihsan), dan Zakaria, Yahya, 'Isa, dan llyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh, dan Ismail, Ifyasa', Yunit dan Luth. Masing-masingnya Kami lebihkan denjatnya diatas umat (di masanya) (Al An'am 83-86)
Di samping mengenal nama para rasul, kita dituntut pula mengetahui sifat yang wajib dan mustahil bagi rasul, sehingga iman kita menjadi mantab.
Adapun sifat yang wajib bagi rasul ada empat :
a.   Shidiq (jujur/benar) dalam setiap ucapan sekalipun perkataan biasa. Hal itu disebabkan oleh mukjizat yang diberikan Allah tentang tantangan kepada yang menentangnya. Mukjizat tersebut antara lain berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular (bagi Nabi Musa), naungan awan (bagi Nabi Muhammad Saw), dan sebagainya.
b.   Isftrtah, yakni Allah memelihara mereka dari perbuatan maksiat, baik yang besar maupun yang kecil, baik lahir maupun batin, sebelum menjadi nabi maupun sesudah-nya. Karena itu, Allah menyuruh kita untuk meneladaninya.
c.   Tabligh (menyampaikan) perintah Allah, sebagaimana tersebut dalam ayat berikut:
' "
"Hai  rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang di-i perintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan ama-nat-Nya...."(Al Maidah 67)
Ayat di atas dipertegas lagi oleh sebuah hadits:
"Mu'awiyah r.a. berkata bahwa Nabi Saw bersabda: "Aku ^ lain adalah muballigh (penyampai risalah Allah), dan All^ lah Pemberi hidayah. Dan aku hanya sipembagi (penyebah\ Allah-lah yang memberi." (Dttakhrifkan oleh Thabrq dalam Al Kabllr.)
d.      Fathaanah yaitu kemampuan yang dapat mengalahkai musuh dalam berdebat atau membantah dan menantanj serta kemampuan untuk menjadikan objek dakwah pun menerima yang hak.

Adapun sifat yang mustahil bagi rasul ialah lawan dat sifat-sifat di atas, yakni: dusta, berbuat maksiat baik met puti dosa besar maupun dosa kecil, bodoh, dan menyembu nyikan ajaran yang harus disampaikannya. Allah Ta'al berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan ap yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangt (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkanny kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dilaknati AM dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknati."( Al Baqarah 159)
Selain hal di atas, kita juga dituntut untuk meneguhkai keimanan terhadap mereka. Kita harus meyakini bahw risalah yang mereka bawa adalah satu, yakni menyec makhluk untuk menyembah Allah. Sebagai penerus pel juangan rasul, kita digugah untuk mendukung setiap to bajikan yang pernah dibawanya untuk umat manusia. Da manakala kita menolong Sunnah Rasulullah Saw, berafl kita telah menolong seluruh rasul, karena Nabi Munamma Saw adalah penutup para nabi dan rasul yang wajib kit imani, kita tolong, dan kita ikuti ajarannya. Allah Swt bet firman:
'(Yaitu) orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi^ivang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil  yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang munkar dan menghalalkan bagi mereka segaiayang baik dan mengharamkan bagi mereka segaia yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban danbelenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang- orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya, dan mengikuti cahaya yang terangyang diturunkan kepadanya (Al Qur"an), mereka itulah orang-orang yang beruntung."(Al A'raaf 157)
Dalam ayat lain disebutkan:
"...jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Muhamad -7)
  1. Memberi pinjaman yang baik kepada Allah, maksudnya tllrinfak di jalan Allah selain zakat wajib, terutama dalam flienyiapkan pasukan perang dan membantu mereka yang kesusahan. JDalam ayat Al Qur'an, Allah berfirman:
"Barangsiapa yang mau memberi pinjaman kepada Allah, Pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan memperlipatgandakan pembayaran kepada­nya dengan lipat ganda yang banyak...."( Al Baqarah 245)
“…Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasannya) di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan paling besar pahalanya…” ( Al Muzzammil 20)
            Dalam Hadita Nabi, kita dapati sebagai berikut :
            Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda :
“Allah Swt berfirman,’Hai Ibnu Adam, berinfaklah! Pasti engkau Kuberi infak.’” Dan sabda beliau, ‘Atangan kanan Allah selalu penuh, tak pernahber kurang siang dan malam.” (HR. Muslim)
Juga dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi bersabda :
“satu dirham mengalahkan 100.000 dirham.” Para sahabat bertanya,’Bagaimana bias demikian, wahai Rasulullah?’ Maka Rasul;ullah ,menjawab,”Seorang lelaki punya uang dua dirham, ia infakkan satu dirham. Lalu seorang lelaki lain datang mengambil 100.000 dirham dari hartanya yang melimpah. Kemudian ia sedekahkan.” ( Ditakhrijkan oleh Nasa’i, Ibnu Hibban, dan Hakim.Ia menshahihkannya.)

 Dari Yazid bin abul Habib bahw Abul Khair Mirtsad bin Abdullah menceritakan kepadanya dari Uqbah bin ‘Amir r.a. bahwa Nabi Saw bersabda :
“Setiap orang berada dalam naungan sedekahnya sampai di pisahkan atau diberi putusan di antara umat manusia. Maka Yazid berkata,’Abul Khair tak pernah melalaikan satu hari pun melainkan ia bersedekah sekalipun berupa sepotong kue atau sebutir bawang dan sejenisnya.”( Ditakhrijkan oleh Ahmad, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Hakim, Menurut Hakim, hadits ini shahih sesuai dengan syarat Muslim)
Untuk itu, bergegaslah untuk bersedekah seperti firman Allah :
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum dating kematian kapada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)kusampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang yang shaleh.’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. " (Al Munaafiqun 10-11)
Apabila bersedekah, hendaknya berhati-hati dengaj tidak menyebut dan menyakiti si penerima. Al Qur'an memperingatkan.-
"Hal orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghi. langkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnyi dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan d'n tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka per-umpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya adi tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadi-lah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasti sesuatupun dan apa yang mereka usahakan, dan Allah tidai memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al Baqarah 264)
Imam Ahmad, Muslim, dan Imam yang lainnya meri wayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Pada Aari kiamat Allah tidak akan mengajak bicara tiff macam manusia, juga tidak mempedulikan dan membersih-kan mereka, sedang bag! mereka azab yang sangat pedih Pertama, orang yang memanjangkan kainnya, sehingga lev/i mata kaki. Kedua, orang yang menyebut-nyebut kebaikaf yang pemah diberikannya yang memang tidak memberikannya selain untuk disebut-sebut dan diceritakan. Ketiga, orang yang melariskan (menjual) dagangannya dengan ber-sumpah bohong."

Kunci 11-17:
Memenuhi Janji kepada Allah, Menjalin Hubungan Sebagaimana Perintah Allah, Takut Akan Buruknya Penghisaban, Sabar Mencari Ridha Allah, Mendirikan Shalat, Berinfak Di Saat Senang dan Susah, serta Mencegah Kejahatan dengan Kebajikan
Orang-orang yang mencari ridha Allah dan takut akan azabnya akan melakukan amalan-amalan sebagaimana tersebut dalam ayat berikut.
"(Yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk. Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Allah, mendirikan shalat, dan menafkahkan se-bagian rizki yang Kami berikan kepada mereka, secara sem-bunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesu-dahan (yang baik), yaitu Surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang shaleh dan bapak-bapaknya, isteri-isterinya, dan anak cucunya, sedang rnalaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu, sambil mengucap "Salaamun 'Alaikum bima Shabartum" (keselamatan atasmu berkat kesabaranmu), maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar Ra’d 20-24)
Keempat ayat di atas, yang menyebut tujuh pintu surgj sekaligus, merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya:
        “...Hanyalah orang-orang yang berakal saya yang dapsi mengambil pelajaran”(Ar Ra'd 19)
Maksudnya, bahwa kund-kund surga di atas merupakan sifat- sifat Ulil Albab (orang-orang yang berakal), yang memiliki karakteristik sebagai berikut.
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaringdan mereka me-mikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya her-kata), 'Ya Tuhan Aram/, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'" (AH Imran 191)
Allah Swt mensifati mereka dengan sifat-sifat utama tersebut dikarenakan kepintaran dan pemikirannya yang baik, sehingga mereka memperoleh tempat kesudahan yang baik. Agar kita mengenal sifat-sifatnya lebih jauh dalam kehidupan individu dan jamaah, maka ada baiknya bila kita telusuri satu persatu.

I. Memenuhi janji Allah
Janji yang dimaksudkan berupa perintah dan larangan-Nya dengan cara mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Firman Allah dalam AI Qur'an .-
"Dan tepatilah perianjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu telah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu). Se-sungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat." (An Nahl 9l )
Dalam ayat lain disebutkan:
"..Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu hams takut (tunduk)."( Al  Baqarah 40)
Dalam Sunnah Rasul disebutkan pula:
"Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash r.a. bahwa Nabi Saw ber-sabda, 'Barangsiapa yang memiliki empat sifat, maka ia munafik mumi dan barangsiapa memiliki satu darinya, ber-arti ia mempunyai satu sifat munaBk, yaitu jika diberi amanat ia berkhianat, bila bicara ia dusta, jika berjanji ia menging­kari, dan jika bersengketa ia membongkar rahasia terda-hulu.'"(HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, hendaknya kita waspada, agar tidak orang yang mengingkari janji dan tidak menjadi orang munaflk. Dengan demikian kita, tidak termasuk yang diisyaratkan oleh Allah dalam ayat berikut:
"Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah, 'Sesungguhnya jika Allah memberikan sebagian karit! nia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah pastilah kami termasuk orang-orang yang shaleh.' Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebagian dari kam. nia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membela-kangi (kebenaran). Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah api yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karem mereka selalu berdusta." (At Taubah 75-77)
Kiranya firman Allah berikut ini, cukup sebagai peringatan bagi kita :
"(Yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintah-kan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi."              (Al Baqarah 27)

2. Menyambung hubungan sebagalmana perintah Allah
Menurut Jumhur Ahli Tafsir, menyambung hubungan di sini maksudnya silaturrahmi seperti dikatakan oleh Imam Qurthubi, yakni mencakup seluruh bentuk ketaatan kepada Allah.
Untuk lebih jelasnya, kita lihat hadits-hadits berikut.
 a. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghormati tamunya. Barangsiapa yang ber­iman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menyambung alaturrahmi; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah "™ dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam."(HR.Bukhari Muslim)
b. Dari  Anas r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa ingin agar rizkinya dilapangkan dan usianya dipanjangkan, hendaklah ia menyambung silaturrahim." (HR. Bukhari Muslim)
Berdasarkan kedua hadits di atas, kita mengetahui betapa pbttlngnya silaturrahmi bagi orang-orang yang ingin masuk dllam kategori Ulil Albab. Adapun hubungan dengan Rabb dapat dilakukan melalui ibadah dan ketaatan. Dalam khut-a, Rasulullah Saw pernah bersabda:
 “Bertaubatlah kalian kepada Allah sebelum mati dan bersegeralah beramal shaleh sebelum sibuk dan sambunglah hubunganmu dengan Rabb-mu dengan memperbanyak dzikir , dan memperbanyak sedekah , baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan , niscaya kalian diberi rizki, diberi pertolongan, dan kekuranganmu akan ditutupi.”( HR. Ibnu Majah dari Jabir r.a.)
Di samping itu, kita hindari sifat yang menjadikan kita tergolong  orang – orang yang dilukiskan Allah pada ayat berikut :
“Orang-arang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan, supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, mereka itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempatkediaman yang buruk (Jahannam)  (Ar Ra’d)
Pernyataan yang hamper sama dinyatakan pula dalam Surat Al Baqarah 27.

4.   Khasyatillah (takut kepada Allah)
Perintah tersebut sesuai dengan rangkaian ayat berikut :
“..dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)(Al Baqarah 40)
“..Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri(siksa)-Nya..”  (Ali Imran 28)
“Sesungguhnya azab Rabb-mu benar-benar keras” (Al Buruuj 12)
Dalam Sunnah Rasul juga disebutkan :
Dari Ibnu Mas’ud r.a. berkata, “Rasulullah sebagai orang yang paling jujur bercerita kepadaku :
“Sesungguhnya salah seorang di antara kamu penciptaannya dihimpun di perut ibunya selama 40 hari sebagai nuthfah (sperma) . Lalu berubah menjadi ‘alaqah (darah yang kental selama itupula. Kemudian menjadi mudhghah (dagingyang bergumpal) selama itu juga. Setelah itu, diutuslah ma/a/fcai untuk men/up ruh dan diperintah untuk mencatat empn hal, yakni tentang rizkinya, umur/ajalnya, amal, dan nasib kesudahannya: apakah ia termasuk orang yang beruntung atau orang yang celaka. Maka demi Allah yang tiada Ilah selain Dia, sesungguhnya salah seorang dari kamu beramal dengan amalan ahli surga, sehingga aniara dia dengan surga berjarak satu hasta, tapi kemudian didahului (oleh) kitab (catatan nasib) tersebut, sehingga ia beramal dengan amalan ahli neraka, akhimya ia masuk neraka. Dan sesungguhnya salah seorang di antara kamu beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga antara dia dengan neraka berjarak satu hasta, namun ia didahului oleh kitab (catatan nasib) terse­but, maka ia beramal dengan amalan ahli surga, akhimya ia masuk surga. '"             (HR. Muttafaq 'Alaih)
Nu'man bin Basyir r.a. berkata, "Aku pernah mendengar ' Rasulullah Saw bersabda:
"Azab neraka yang paling ringan pada hari kiamat ialah se­orang laki-laki diletakkan diujung kedua tongkaknya dua bara api dengan panas yang menjadikan otaknya mendidih, di mana ia tidak melihat ada orang lain yang mendapat azab lebih berat darinya, padahal itu azab neraka yang paling ringan.'" (HR. Muttafaq 'Alalh)
Oleh karena itu, seorang mukmin harus takut kepada secara maksimal, karena ia tidak mengetahui bagaimama nasib terakhirnya.
Dalam sebuah hadits Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda:
            "Barangsiapa yang takut, ia segera berangkat. Barangsiapa yang berangkat segera, ia sampai ke tempat (dengan selamat).Ketahuilah, barang dagangan Allah itu mahal, dan barang dagangan Allah itu surga." (HR. Tirmidzi. Menurutnya,hadits Inl hasan shahih)
Meskipun seorang mukmin takut kepada Allah, ia tidak boleh putus asa dari rahmat Allah, karena Allah berfirman:
"...Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah  melainkan kaum yang kafir. (Yusuf 87)
 Beberapa hadits berikut ini menyebutkan tentang rahmat AUah, di antaranya adalah:
  1. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Ketika Allah mendptakan makhluk, la menulis di buku (catatan) sementara di sisi-Nya di atas 'Arasy-Nya, 'Rahmat-Ku mengalahkan murka-Ku."" (HR. Muttafaq 'Alalh)
  1. Juga dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Sekiranya seorang mukmin mengetahui siksaan Allah, niscaya tak seorang pun yang tamak terhadap surga-Nya. Dan seandainya seorang kafir mengetahui rahmat Allah, niscayt ia tidak putus asa dari surga-Nya." (HR. Muslim)

4. Takut akan buruknya penghlsaban
Pengertian hisab di sini ialah dihadapkannya semua manusia, kecuali orang-orang tertentu, ke pengadilan Allah di Padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatannya, baik ucapannya, kelakuan, dan keyakinan-nya secara detail. Mereka akan mengambil dan melihat catatan amalnya masing-masing. Adapun waktu penghi-saban itu merupakan perkara ghaib.
Di antara manusia ada yang dihisab dengan mudah, ada pula yang susah. Bagi yang mudah, Allah memperlihatkan kepadanya amal kebajikannya, dan merahasiakan (tidak diperlihatkan kepada orang lain) amal kejelekannya. Lain Allah memberinya maaf dan menyuruhnya masuk surga. Adapun bagi yang dipersulit hisabnya, Allah benar-benar menginterogasinya secara rinci hingga ia tak mampu menjawab dan bungkam. Akhirnya ia binasa bersama orang-orang yang binasa. Lalu Allah menyuruh malaikat untuk mengumumkan amal buruknya, sehingga diketahui oleh seluruh makhluk.

Allah Ta'ala berfirman:
“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang yang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di  dalamnya, dan mereka berkata, 'Aduhai celaka kami, kitab apakah iniyang tidak meninggalkan yangkedl dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Rabb-mu tidak menganiaya seorang juapun."(Al Kahfl 49)
Dalam hadits disebutkan sebagai berikut.
Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa berbuat zhalim kepada saudaranya yang se-iman, dari hartanya atau sebagian dari itu, maka hendaklah ia menyelesaikannya pada hari ini (di dunia) sebelum datang hari, di mana dinar dan dirham tidak member! manfaat apa-apa. Bila ia punya amal shaleh, maka amal tersebut diberi-kan kepada saudaranya yang dizhaliminya. Namun jika ia tidak memiliki amal shaleh, maka dosa yang dizhaliminya, ditimpakan kepadanya." (HR. Bukharl-Muslim, Hrmldzi, dan Abu Daud)
Dari Aisyah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
“Barang siapa yang hisabnya pada hari kiamat dipersulit, maka ia disiksa. “Lalu aku (Aisyah) bertanya,”Bukankah AAllah berfirman :Barang siapa yang diberi kitab dengan tangan kanannya, berarti ia dihisab dengan mudah. Dan kembali kepada dalam keadaan bergembira?’ Makak Rasul menjawab, “Itu tidak lain adalah pendorong amal. Dan tidaklah seseorang dihisab pada hari kiamat, melainkan celaka.” (HR.Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini shahih. Juga oleh Thabrani dan Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliya )
Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda :
“Seorang hamba tidak bergeser dari tampatnya pada hari kiamat sehingga ditanya 4 hal. Pertama, tentang umurnya, dihabiskan untuk apa. Kedua, tentang ilmunya digunakan untuk apa. Kedua, tentand ilmunya digunakan untuk apa. Ketiga, tentang hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya. Keempat, tentang tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa.” ( HR. Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan )
Inilah sumber ketakutan seorang mukmin, yakni takut akan buruknya penghisaban. Dan hal ini pula yang menjadi penyebab bagi dirinya untuk mengintrospeksi diri dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah sebelum ajal tiba.

5.  Sabar dalam mencari ridha Allah
Makna sabar, seperti disebutkan oleh Imam Qurthubi itu cukup luas, yakni sabar dalam menaati Allahdan menjauhi larangan-Nya. Termasuk sabar menghadapi berbagai musibah dan penderitaan serta sabar sabar dalam berdinullah, guna mencari ridha-Nya.
Allah Swt telah memuji kesabaran utusan-Nya, Ayyub a.s. dengan sebaik-baik pujian, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah :
“…Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat  kepada Rabb-Nya.” ( Shaad 44)
Sebaliknya, Allah mengatakan “kerugian” bagi setiap orang yang tidak beriman dan tidak termasuk golongan hak dan sabar. Firman Allah :
“ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang berimandan beramal shaleh dan nasihat menasihati supaya mantaati, naran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesat (AlAshr 1-3)
Allah juga membagi golongan dengan sebutan golong kanan bagi orang-orang yang sabar dan penuh sayang, seperti termaktub dalam ayat berikut:
"Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan salm berpesan untuk bersabar dan sating berpesan untuk berka& sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan salingbd pesan itu) adalah golongan kanan." (Al Balad 17-18)
Dalam ayat lain, Allah menyebutkan sabar dengan shala( sabar dengan amal shaleh, juga sabar yang berkaitan de ngan takwa dan syukur. Sabar bisa pula dihubungkan de ngan keyakinan seorang hamba akan eksistensi Allah serte sabar dapat digandengkan dengan shidiq (benar).
Kaitan antar ayat termaksud disebutkan dalam ayat ber| ikut:
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu...." (Al Baqarah 45) :
"Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana),dan  beramal shaleh..." (Huud 11)
"...barangsiapayangbertakwa dan bersabar...." (Vusuf 90) "...Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda  (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan bersyukur."(Ibrahlm 5; Luqman 31; Saba' 19)
"...ketika mereka bersabar. Dan adalah mereka ayat-ayat Kami."(As Sajdah 24)
"...laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan pereffi puan yang sabar...."          (Al Ahzaab 35)
Semua ayat di atas merupakan dalil yang menunjukkan tingginya kedudukan sabar dalam rangka mencari . Orang-orang yang sabar hendaknya mengetahui ADah Ta'ala menghimpun untuk mereka tiga perkara dimiliki oleh yang lain, yaitu: Allah memberi salam , rahmat kasih sayang, dan hidayah, seperti p dalam firman-Nya:
‘Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang .sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah merekamengucapkan 'Inna Lillahi wa Inna llaihiRaajiuun' .Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempuma dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-;m» orangyang mendapat petunjuk."(Al Baqarah 155-157)
Selain ayat di atas, baca pula Surat Al Baqarah 45 dan 153. Rasulullah Saw pun menyatakan dalam beberapa hadits-nya sebagai berikut:
Dari Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw
"Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, maka Allah menyegerakan siksaannya di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan bagi hamba-Nya, maka la menangguhkannya sampai pada hari kiamat nanti." (HR. Tlnnldzl)
Mengenai balasan bagi orang-orang yang sabar, Nabi bersabda:
"Besamya balasan sesuai dengan besamya bencana. Sesungguhnya bila Allah Ta'ala mendntai suatu kaum, Ia mengujinya dengan bencana. Barang siapa yang re/a, maka Allah rela dan barang siapa yang membencinya, Allah pun membencinya."(HR. Tirmidzl. Menurut beliau, hadits in) hasan)
Untuk itu, hendaknya kita bersabar dalam rangka men-cari ridha Allah, sehingga kita tergolong Ulil Albab dan ter-masuk orang-orang yang tanpa hisab.

6. Infak secara sembunyi dan terang-terangan
Gemar berinfak, sebagai sifat orang mukmin, merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang tiada tara dan akan menjadi salah satu kunci surga.
Jika infak dikeluarkan secara sembunyi (rahasia), maka ia akan menjadi besar di sisi Allah Ta'ala, sebab jauh dari ria' yang akan dapat menghapus amal. Adapun infak fi sabilillah yang dikeluarkan secara terang-terangan, akan mendapat dua pahala, yakni pahala rahasia dan pahala te­rang-terangan. Diperbanyaknya pahala ini dimaksudkan, agar orang berlomba-lomba melakukan infak seperti itu.
Dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzhalimi dan merusaknya. Barang siapa menolong kebutuhan saudaranya, pasti Allah memenuhi kebutuhan-nya. Barangsiapa melepaskan seorang muslim darikesusah-an, niscaya Allah akan melepaskannya dari kesusahan di hari kiamat."(HR Bukhari Muslim)
Dari Abu Musa r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Bagi setiap muslim itu sedekah." Beliau ditanya: "Bagaimana jika tak mampu?' Beliau melanjutkan, la bekerja dengan tangannya sendiri untuk dirinya lalu ia sedekahkan.'Ditanya lagi, "Bagaimana bila ia tak mampu?" la menolong orang yang sedang butuh. Beliau ditanya lagi, "Kalau tidak mampu juga?" Maka ia beramar ma'ruf atau menyuruh kebajikan. Beliau ditanya lagi, "Bagaimana jika itu tak mampu ia kerja-kan?" Beliau menjawab, "Ia hams menahan kejahatan karena itu adalah sedekah."(HR. Bukhari Muslim)

7. Menolak keburukan dengan kebaikan
Menurut Imam Qurthubi, identifikasi menolak keburukan dengan kebaikan adalah menolak amal kejahatan dengan amal shaleh atau menolak perbuatan keji dengan salam kesejahteraan, menolak kezhaliman dengan memberi maaf menyingkirkan dosa dengan bertaubat, juga mencegah ke' dunguan orang yang bodoh dengan sabar dan lemah lembut Di samping itu, ada juga yang mengatakan bahwa mereka menolak kemusyrikan dengan kalimat Laa Ilaaha Illallaah, Ada pula yang menyatakan dengan suatu keadaan, bila ingin berbuat jahat, maka kembali kepada Allah dan beris-tighfar.
Pendapat Imam Qurthubi mengenai identifikasi makna di atas adalah 'kemiripan makna'. (Menolak kejahatan de­ngan kebaikan) tercakup dalam ayat berikut:
"...Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu meng-hapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk..." (Huud 114)
Di samping itu, pesan Rasul kepada Mu'adz r.a.:
"Dan iringilah perbuatan jahat dengan perbuatan baik yang akan menghapusnya...."
Setelah Allah Swt menceritakan sifat-sifat Ulil Albaab sebagai kunci surga, Allah menuturkan tempat kesudahan bagi mereka lewat Ayat Al Qur'an yang jika dirangkai arti-nya sebagai berikut:
"... Ulil Albaab yaitu orang-orang yang memenuhi janji Att$ dan tidak merusak perjanjian,... serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), yaitu Surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang shaleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya,sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; sambil mengucapkan "Salaamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu."(Ar Ra'd 20-24)
Maksud dari kalimat "...bersama-sama dengan orang-arang yang shaleh dari bapak-bapaknya, isteri, dan anak Sicunya...." (sebagai lanjutan dari Surat Ar Ra'd di atas) adalah: bapak-bapak mereka, isteri dan anak cucu mereka yang shaleh akan bersama mereka di tempat kesudahan yang baik. Atau menurut Imam Qurthubi: Mereka memasukinya bersama bapak-bapaknya yang shaleh sekalipun amal shalehnya tidak setarap dengan amal shaleh mereka. Allah fflempertemukan mereka dengannya sebagai penghormatan.
Selanjutnya Imam Qurthubi menyebutkan bahwa nanti di hari kiamat nikmat itu menjadi sempurna atas mereka, dengan dipertemukannya mereka bersama karib kerabatnya di surga, dan seseorang tidak akan masuk surga se-mata-mata karena amalnya, melainkan karena rahmat Allah.
Adapun pengertian "Dan para malaikat memasuki tem­pat-tempat mereka dari setiap pintu" (kutipan ayat di atas) telah: Mereka datang membawa hadiah dari Allah sebagai penghormatan sambil mengucapkan "Salam sejahtera untukmu atas kesabaranmu...", yakni kesabaran dalam Otenjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya. Pendapat lain mengatakan: sabar atas kefakiran di dunia. Juga ada yang menyatakan: sabar atas jihad fi sabilillah.
Kemudian Imam Qurthubi menyebutkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Tahukah kalian siapakah orang yang masuk surga? Para sahabat menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu!' Maka Rasulullah Sawbertutur, 'Yaitu para mujahid yang dengan-nya celah-celah untuk kehancuran Islam terbendung dan dengannya hal-hal yang dibenci dijauhi. Sehingga salah se-orang dari mereka mati, sementara kebutuhan untuk dirinya tak mampu ia penuhi. Maka datanglah para malaikat kepada mereka dari setiap pintu sambil mengucap, "Salam sejahtera kepadamu atas kesabaranmu. Itulah sebaik-baik tempat kesudahan.'"
Dalam Shahih Bukhari juga disebutkan:
“Jika kamu berdoa kepada Allah, mintalah Surga Firdaus. .Surga ini  adanya di tengah-tengah, dan yang paling atas. Diatasnya adalah 'Arasy Allahur Rahman, darinya terpancar sungai-sungai surga."
Dalam Tafsir Qurthubi disebutkan bahwa Abdullah bin Aflir berkata, "Di dalam surga terdapat istana yang di-scbut 'Adn yang dikelilingi oleh benteng-benteng tinggi yang megah dan pelataran yang luas nan indah menghijau. la punya 1.000 pintu. Di atas setiap pintu terdapat 5.000 jenis model Pakaian Yaman, tak dimasuki kecuali oleh para atau orang-orang yang jujur atau syahid."



Kunci 18
Taubat
"Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal shaleh, mafca mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun; yaitu Surga 'Adn yang telah dijanjikan  Rabb Yang Maha Pemurah kepada para hamba-hamba-Nyasekalipun (surga itu) tidak tampak. Sesungguhnya janji Allah itu pasti ditepati. Mereka tidak mendengar perkataan yang tak berguna di dalam surga, kecuali ucapan salam bagi mereka ada rizkinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang.Itulah surga yang Kami wariskan kepada hamba-hamba Kami 4 yang selalu bertakwa." (Maiyam 60-63)
Sebelum menyebutkan ayat di atas, Allah Swt bercerita tentang orang-orang yang akan menemui kesesatan, yaitu &ereka yang mengabaikan shalat dan menuruti hawa nafsu, yang bertaubat, beriman, dan beramal shaleh.
Beriman dan beramal shaleh merupakan syarat pokok i orang yang bertaubat. Oleh karena itu, seseorang tak mengumumkan dirinya bertaubat (kembali kepada Allah), melainkan harus ia perkuat dengan imam dan amal shaleh sebagai bukti kebenaran taubatnya, sesuai dengan isi ayat berikut :
“ Barang siapa yang bertaubat dan beramal shalehmka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” ( Al Furqaan 71)
Sebelumnya, Allah Swt berfirman sebagai pengecualian bagi mereka yang menemui kesesatan itu .
“Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal shaleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan Allah maha Pengampun lagi Mana Penyayang.” (Al Furqaan)
Sahabat Anas bin Malik pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda :
“Allah berfirman,’Hai Ibnu Adam! Sesungguhnya engkau Kuampuni selama engkau berdo’a dan mengharap ampunan-Ku dan Aku tak peduli. Hai Ibnu Adam! Sekiranya dosa-dosamu begitu banyak hingga setinggi awan, lalu engkau memohon maghfirah kepada-Ku, pasti engkau Aku ampuni. Wahai Ibnu Adam! Bila engkau dating kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi, lalu engkau menemui Aku (meninggal dunia) dalam keadaan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun, maka Aku dating kepadamu dengan maghfirah sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini shahih).
Dan sungguh manis ucapan penyair berikut :
Hai engkau yang tertipu,
bangun dan sadarlah,
yang kau cari telah meninggalkanmu,
sedang rombongan telah berlalu
Bila kau berdosa, minta maaflah
kepada Dzat yang Maha Pemurah, Penyebar ampunan
Dan bangkitlah menuju Tuhan
Yang Maha Agung harapan-Nya,
Yang Mengampuni di malam hari
dosa-dosa di siang hari…

Kunci 19-27
Amalan-amalan ‘Ibadur Rahman
Yang termasuk dalam sifat-sifat dan perilaku kaum ‘ibadur Rahman termaktub dalam ayat berikut :
“Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Penyayang itu (ialah) orana-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orangjahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik, dan orang yang melalui malam hari untuk sujud dan berdiri untuk Rabb mereka dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Rabb kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.’ Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan kediaman ; dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak(pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian itu. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alas an) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), yalni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan yang terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat beriman, dan beramal shaleh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang yang bertaubat dan beramal shaleh, maka sesungguhnya ia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebanar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui(saja) dengan menjaga kehormatan dirinya, dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta. Dan orang-orang yang berkata, ‘Ya Rabb kami, anugerahkanlah isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah orang yang dibaliasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapanselamat di dalamnya. Mereka kakal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.” (Al Furqaan 63-76)
Pada rangkaian ayat di atas, Allah Swt menceritakan tentang hamba-hamba-Nya yang berhak memperoleh rahmat dan ghurfah (tempat surga yang paling tinggi) lantaran kesabaran meraka dalam mensifatinya dengan delapan sifat, sebagai berikut :
1.      Berjalan di atas bumi dengan merendah hati dan lemah lembut.
2.      Bila diajak bicara oleh orang-orang jahil(bodoh), mereka mengucapkan kata-kata :"salam”, yakni kata-kata yang mengandung kesejahteraan, bersih dari dendam yang merupakan puncak kesabaran.
3.      Sujud (shalat) kepada Allah di malam hari, karena ibadah di waktu malam lebih jauh dari ria’.
4.      Mengucup, “Wahai Rabb kami, hindarkanlah kami dari Adzab Jahanam! Sesungguhnya adzab itu kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya ia merupakan seburuk-buruknya tempat tinggal dan kediaman, yakni tempat tinggal bagi orang-orang mukmin yang maksiat dan tempat kediaman buat orang-orang kafir. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak merasa aman dari azab Allah, bah-kan mereka takut kepadanya.
  1. Jika berinfak, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak kikir, tapi pertengahan. Maksudnya berinfak kepada keluarga (orang yang ditanggungnya). Inilah makna dari ayat, "Dan janganlah kau jadikan tanganmu di lehermu (kikir), juga jangan kau buka selebar-lebarnya (berlebih-lebihan)."
  2. Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu pun dalam beribadah dan tak membunuh jiwa yang diharamkan Allah untuk dibunuh, kecuali karena hak. Maksudnya, mereka tidak membunuh seseorang, karena suatu sebab, kecuali hak, karena murtad atau karena pembunuh.
  3. Tidak memberikan kesaksian palsu, yakni kesaksian batil dan dusta. Jika menemui hal-hal atau ucapan buruk (sia-sia), mereka berlalu begitu saja, yakni ber-paling darinya, untuk menjaga kehormatan diri dari ke-kejian dan keburukan tersebut.
  4. Bila diingatkan atau dinasihati dengan ayat-ayat Rabb-Nya, mereka tidak menghadapinya dalam keadaan tuli dan buta, tapi mendengar dan mengambil manfaat dari­nya. Maksudnya, bila Al Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka ingat akan akhirat dan tidak lalai.

Kunci 28:
 Istiqamah
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kawi ialah Allah,' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), 'Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.' Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang" kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Allah YangMaha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Fush Shilat 30-31)
Para ahli tafsir mengartikan ayat "Rabb kami adalah Allah" dengan mengakui kerububiyahan Allah dan kewahdaniyatan (kemahaesaan) Allah.
Selanjutnya maksud ayat "kemudian mereka beristiqamahan adalah mereka teguh berpendirian, baik lahir maupun batin dengan cara mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan sampai mereka mati.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: 'Rabb kami ialah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan." (Al Ahqaaf 13-14)
 Dari kedua ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah Swt IWijelaskan kepada kita tentang pentingnya istiqamah dan natijah (hasil istiqamah) yang dibuktikan dalam bentuk ucapan dan perbuatan sebagai bukti iman kepada Allah. Ucapan tersebut ialah mengakui bahwa "Rabb kami adalah Allan." Adapun bentuk perbuatannya adalah melaksana-kan perintah Allah dan menghindarkan diri dari larangan-Nya secara istiqamah (konsisten),seperti Allah isyaratkan dalam flrman-Nya:
"Maka tetaplah kamu pada /a/an yang benar, sebagaimana  diperintahkan kepadamu dan (juga) orangyang telah taubji beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (Huud 112)
Pentingnya istiqamah dijelaskan pula dalam beberapa hadits antara lain:
`"Dari Abu 'Amr (dalam satu riwayat; Abu Amrah) bin Abdillah r.a., ia berkata, 'Akupemah bertanya, 'Hai Rasulullah, wasia-tilah aku tentang Islam yang tak akan kutanyakan lagi ke-pada orang selainmu!'Maka Rasulullah Sawbersabda, Kata-kanlah, 'Aku beriman, lalu beristiqamahlah engkau!'" (HR. Muslim)
Makna istiqamah menurut Umar bin Khattab adalah "te-tap" atau "teguh" dalam pendirian, baik lahir maupun batin dengan cara mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tanpa menyeleweng, seperti kancil.
Adapun pengertian ayat "maka malaikat akan turun kepada mereka" (Fush Shilat 30-32), maksudnya malaikat akan turun saat kematian tiba atau ketika bangkit dari kubur. Dan malaikat yang dimaksudkan adalah malaikat rahmat yang datang menghibur mereka, sambil berkata, “Janganlah kamu takut." Artinya, janganlah kamu takut mati dan perkara sesudahnya. Kalimat "Dan janganlah bersedih hati" dimaksudkan terhadap keluarga dan putera-puteri  yang ditinggalkan, karena Kamilah penggantimu."Bergembiralah dengan surga" sebagai negeri kemuliaan berisi kenikmatan dan kebahagiaan abadi yang tak pernah dilihat mata, didengar telinga, ataupun dirasakan di hati
“Yang dijanjikan untukmu", yakni melalui kitab dan lisan  para rasul.
Adapun kalimat "Kami adalah para pelindungmu dalam [upan di dunia, maksudnya kami (para malaikat) akan idungimu (manusia istiqamah) waktu di dunia, se-tan di akhirat nanti mereka akan menyertaimu hingga surga.

Kunci 29-36
Sifat Orang yang Melakukan Shalat
"Sesungguhnya manusia didptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh-kesah, dan ' apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka tetap menger­jakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya ter-sedia bagian tertentu, bagi orang miskin yang meminta dan orangyang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau me­minta), dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Rabbnya. Karena Sesungguhnya azab Rabb mereka tidak dapat orang merasa aman (dari kedatangannya). Dan orang-orang yang meme-lihara kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barangsiapa mencari dimemelihara amanat-amalan (yang dipikulnya) dan janjinya. Dan orang-orang yang rn^ berikan kesaksiannya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan." ( Al  Ma'aarij 19-35)
Pada rangkaian ayat di atas, Allah Swt menyebutkaj sifat-sifat dasar manusia yang diciptakan dalam keadaaj keluh kesah. Pernyataan tersebut terbaca pada petikan ayat yang berbunyi: "Jika manusia tertimpa keburukan, ia her-keluh-kesah. Dan ketika mendapat kebaikan, ia amat kikir." Maksudnya, kikir terhadap harta dan kenikmatan dari Allah dengan tidak mau menggunakannya untuk taat kepada Allah. Namun Allah mengatakan ada perkecualian, yakni "orang-orang yang shalat", maksudnya orang-orang yang beriman. "Juga orang-orang yang tetap menjalankan shalat" dalam arti rajin dan tak pernah meninggalkannya. "Dan mereka yang pada hartanya ada bagian tertentu", maksud­nya zakat. "Bagi orang miskin yang meminta dan yang tidak punya apa-apa, yang tidak meminta", karena memiliki sifat 'iffah (menjaga kehormatan diri dari meminta-minta), kecuali ia diharamkan, karena disangka kaya pada batas yang sesuai dengan ayat "Orang bodoh menyangka mereka kaya(cukup) dari ber-iffah diri."
Di samping sifat di atas, ada ciri lainnya yaitu "orang-orang yang membenarkan hari kiamat." Mereka mengima-ninya dan meyakini kepastian terjadinya, sehingga mereka bersiap diri dengan amal shaleh. Juga "orang-orang yang takut kepada azab Rabb mereka. Sesungguhnya azab Rabb-Nya membuat orang tidak aman". Oleh karena itu seseorang tidak boleh merasa aman dari azab-Nya, sekalipun ia telah sampai kepada puncak ketaatan. Maka yang dituntut darinya ialah selalu merasa takut akan azab Allah.ia sehat dan selalu mengharap rahmat Allah di kala sakit. Dan mereka yang memelihara kemaluannya, kecuali isteri atau namba sahaya yang dimilikinya", mak-memeliharanya dari hal-hal yang diharamkan. "Sesungguhnya dalam hal ini, mereka tidak tercela". "Barang-yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-yang melampaui batas", maksudnya melanggar yang seperti homoseks, menyetubuhi binatang, berzina, gpperbuatan sejenisnya.
Dan mereka yang memelihara amanat" yang dipikul-Igpiepadanya, baik berupa perkara dunia maupun dien t|wyang memelihara janji" mereka.

Kunci  37-39:
Memenuhi Nazar, Takut kepada Hari Kiamat,Memberi Makan kepada Orang yang Membutuhkan
  1. "Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, yaitu mate air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalir-kannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anakyatim, dan orang yang ditawan. Sesungguhnya kami member makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak meng-hendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (azab) Rabb kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka tnasam penuh kesulitan. Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka
kejemihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan)  surga dan (pakaian) sutera, di dalamnya mereka duduk bertelakan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalatnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan  Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya sDan diedarkan kepada mereka bejana-bejana dari pet# dan piala-piala bening laksana kaca, yaitu kaca-kaca (yaog terbuat) dari perak yang telah diukur mereka dengan s&, baik-baiknya. Di dalam surga itu mereka diberi minum se-gelas (minuman) yang campurannya adalah jahe. (Yang didatangkan dari) sebuah mala air surga yang dinamakan 'Sal-sabil'. Dan mereka dikelilingi oleh pelayan-pelayan muda yang tetap muda. Apabila kamu melihat mereka, kamu akan mengira mereka, mutiara yang bertaburan. Dan apabila kamu melihat di sana (surga), niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang besar. Mereka me-makai pakaian sutera halus yang hijau dan sutera tebaldan dipakaikan kepada mereka gelangyang terbuat dari perak, dan Allah memberikan kepada mereka minuman yang bersih Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberibalasan)."(Al Insaan 5-22)
  1. "Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yangpenuh kenikmatan, dan se-sungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya pada hari pent-balasan. Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu. Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain.. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.”(Al Infithaar 13-19)
“Sesungguhnya orangyang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), mereka (duduk) di :atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat menge-fahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar mumi yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba."(Al Mirthaffifiin 22-26)
Pada ayat di atas, Allah Swt (dengan menggunakan ka-kata penegasan) menceritakan tentang tempat kembali orang-orang yang berbakti kepada-Nya, yakni surga, kenikmatan abadi sebagai balasan yang besar, seperti diisyaratkan Allah pada ayat pertama.
Bila Allah Swt telah menjanjikan orang-orang yang berbakti dengan kenikmatan yang kekal di surga, maka la pun menjelaskan tentang amal shaleh yang menjadi penyeba mereka untuk memperoleh balasan seperti itu. Amal shaleh tersebut ialah:
"Memenuhi nazar", yakni janji kepada Allah untuk ber-istiqamah dalam melakukan shalat, zakat, amar ma'ruf serta nahi munkar dan sebagainya.
"Takut kepada hari yang azabnya merata di mana-mana". Hal ini merupakan dalil atas kebaikan hati mereka. pengertian takut di sini ialah takut kepada hari kiamat, di mana langit pecah, bintang-bintang berjatuhan, bulan dan matahari digulung, serta kejadian-kejadian dahsyat lainnya.
"Memberikan makanan apa yang disukainya", maksudnya memberi sesuatu, baik makanan maupun hal lain yang disukai, "kepada orang miskin (fakir)", "yatim" dan "tawanan perang". Lalu mereka menyatakan motivasi pemberian makanan tersebut dengan mengatakan, "Sesungguhnya kami memberikan makanan ini semata-mata mencarj ridha Allah. Kami tidak menginginkan darimu balasan dan ucapan terima kasih".
Mereka ucapkan perkataan di atas, supaya sang fakir menjadi tenteram, karena boleh jadi dalam hatinya ia ber-kata: "la memberiku makan, supaya aku tunduk kepada-nya", misalnya.
"Sesungguhnya kami takut kepada Rabb kami pada hari saat orang bermuka masam lagi penuh kesulitan". Oleh karena itu, kami memberi makan tanpa menginginkan imbalan. Karena Allah telah mencukupi mereka dengan apa yang la isyaratkan pada ayat selanjutnya, yakni:
"Maka Allah memelihara mereka dari kesusahan hari itu dan memberi mereka keindahan wajah dan kegembiraan di hatinya, serta membalas mereka berkat kesabarannya", dari berbuat maksiat "dengan surga dan pakaian sutera".
Maka Insya Allah, kita menjadi orang-orang yang disifati Allah dengan sifat-sifat di atas, sehingga berbahagia dengan surga.

Kunci40:
Tenteram dengan Dzikrullah
 “Hai jiwa iwg tenang. Kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’Pengertianah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke surga-Ku. "(Al Fajr 27-30)
            Pengertian jiwa yang tenang" adalah jiwa yang beriman yang tidak digelitik rasa takut dan duka hati. Menurut : Abbas, "jiwa yang tenang" maksudnya adalah jiwa yang beriman, sedangkan menurut Imam Hasan adalah jiwa ; beriman dan yakin.
Mujahid mengomentarinya sebagai jiwa yang ridha ketentuan Allah yang tahu bahwa sesuatu yang bagiannya, pasti tidak akan menimpanya, dan sesuatu  yang menjadi bagiannya, pasti akan menimpanya.
Sementara itu, Ibnu 'Atha' menginterpretasikannya sebagai jiwa yang Arif billah (mengenal Allah) yang tak sabar untuk berjumpa dengan-Nya walau sekejap.
Demikianlah jiwa yang tenteram, dengan makna tersebut jiwa yang akan diseru ketika mati: "Kembalilah engkau kepada Rabb-mu", yakni kepada urusan dan iradah Allah. "Dalam keadaan ridha" dengan pahala. "Dan diridhai" Allah dengan amalmu.
Sebuah hadits Bara' bin 'Azib r.a. menyatakan sebagai berikut:

Suatu hari kami pemah mengantarkan pemakaman jenazah  seorangAnshar hingga ke kubur. Kemudian Rasulullah Saw  duduk bersama kami di sekitamya dalam keadaan tenang, sedang beliau memegang sebatang kayu yang ditumbuk- tumbukkan ke tanah. Kemudian sambil mengangkat kepalanya, beliau berkata, 'Motion perlindunganlah kepada Allah dan azab kubur!' (beliau ucapkan 2 atau 3 kali). Lalu beliau bersabda, 'Seorang mukmin jika berada dalam proses ke matian, turunlah para malaikat dari langit dengan muka ceria lagi ber seri-seri laksana matahari, membawa satu kafan dari surga dan balsam1) dari surga seraya duduk di sampingnya. Lalu datanglah malaikat maut duduk di bagian kepalanya dan berkata,  'Hai jiwa yang baik, keluarlah menuju maghfirah Allah dan keridhaan-Nya.' Rasulullah melanjutkan, 'Maka keluarlah ruh (jiwa) mengalir seperti, mengalimya tetes-tetes air dari mulut girbah. Ketika ia (ma. laikat maut) mengambilnya, maka para malaikat tersebut bergegas mengambil ruh darinya untuk kemudian dimasuk-kan ke kafan dengan ditaburi kesturi dan balsam surga ter­sebut. Maka terdumlah semerbak seperti kesturi paling baik yang ditemui di dunia. Kemudian para malaikat membawa-nya naik dan tidaklah mereka melewati malaikat yang lain melainkan malaikat tersebut berkata, 'Bau wangi apakah ini?' Mereka berkata, 'Si Anu bin Anu dengan menyandang sebutan paling baik yang diberikan orang-orang di dunia.' Setelah mereka sampai ke langit dunia, mereka minta di-bukakan pintu, kemudian pintu pun dibuka. Maka para malaikat penghuni setiap langit, masing-masing mengantar-kannya hingga langit berikutnya sampai ke langit ke tujuh. Lalu Allah berfirman: Tulislah buku hamba-Ku ini di tingkat illiyyin dan kembalikanlah ke tanah, karena sesungguhnya dari tanah mereka Kudptakan dan ke dalam tanah mereka Aku kembalikan dan darinya Aku keluarkan sekali lagi.' Rasulullah Saw melanjutkan, 'Maka dikembalikanlah ruhnya ke tubuhnya. Kemudian datanglah dua malaikat menyuruh-nya duduk dan bertanya: 'Siapakah Rabb-mu?' la menjawab, 'Rabbku adalah Allah.' 'Apa agamamu?' tanya malaikat lagi. 'Islam,'jawabnya. Malaikat itu kembali bertanya, 'Siapakah lelaki yang didatangkan kepadamu untuk membawa Islam itu?' Via adalah Rasulullah.' 'Apa yang ia ajarkan kepada­mu?' 'Aku baca Kitabullah lalu aku mengimani dan membenarkannya!' Maka terdengarlah seruan dari langit menyatakan, 'Hamba-Ku benar. Oleh karena itu, siapkanlah tempat di  surga, berilah ia pakaian dari surga dan bukalah untuknya pintunya.' Maka terdumlah olehnya bau harum surga, sementara ruang kubumya diperluas sebentang pandangan matanya. Dan datanglah kepadanya lelaki tampan dengan pakaian bersih dan bau yang semerbak. 'Siapakah engkau, wahai lelaki tampan yang datang membawa kebaikan?' Ia menjawab' 'Akulah amal salehmu.' Lalu ia berkata, "Ya Rabbi, bangkitkanlah hari kiamat dengan segera, aku rindu dengan keluarga dan hartaku!m Selanjutnya Rasulullah Saw bersabda, "Adapun seorang kaffr, jika berada dalam detik-detik men-jelang kematian, turun kepadanya para malaikat dari langit dengan wajah hitam masam dan pakaian yang buruk kasar, seraya duduk di depannya. Lalu datanglah malaikat duduk di bagian kepalanya dan berkata, 'Hai jiwa yang kotor lagi keji, keluarlah menuju murka Allah. Maka tercerai-berailah jiwa tersebut di badannya, kemudian dicabutnya seperti di-cabutnya besi panggangan dari bulu yang basah dengan keras. Manakala malaikat maut tersebut mencabutnya, para malaikat itu bergegas memasukkan ruh itu ke kain yang buruk kasar tersebut. Lalu keluarlah darinya bau paling busuk, seperti bau bangkai paling busuk yang ditemui di dunia. Para malaikat tersebut membawanya naik dan tidak­lah mereka melewati malaikat yang lain, melainkan mereka berkata, "Ruh siapa yang demikian busuk ini?' "Si anu bin Anu dengan menyandang gelar paling buruk yang dipunyai-nya di dunia!' Setelah sampai di langit dunia, mereka minta dibukakan pintu, tapi tidak dibuka."
Lalu Rasulullah Saw membaca ayat :
“..sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum…” (Al A’raaf 40)
Maka Allah berfirman,’Tulislah bukunya di Sijjiin di lapis bumi paling bawah.’ Kemudian ruh tersebut dilempar.”
Rasulullah Saw membaca :
“..Barang siapa mempersekutukan sesuat dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angi ke tempat yang jauh.” ( Al Hajj 31)
Kemudian ruhnya dikembalikan ke tubuhnya. Setelah itu datanglah dua malaikat menyuruhnya duduk dan bertanya,
‘Siapa Rabb-mu?’ Ia menjawab, ‘Haah, (aku tidak tahu)’
‘Apa agamamu ?’ Tanya malaikat lagi.
‘Haah … haah … aku tak tahu!’
‘Siapa laki-laki yang didatangkan kepadamu?’
‘Haah … haah … aku tidak tahu!’
Maka datinglah seruan dari langit, ‘Ia pendusta.
Kalau begitu, siapkanlah tempat di neraka. Dan bukalah pintunya!’ Tidak lama, datanglah hawa panas dari neraka, sedangkan kuburnya dipersempit hingga menggencetnya dan meremukkan tulang-belulangnya. Kemudian seorang lelaki amat jelek mengerikan dengan baunya yang busuk. Ia berkata,’Aku datang membawa berita buruk. Inilah hari yang telah dijanjikan untukmu itu.’ Siapakah engkau, wajahmu buruk sekali?’ Lelaki menjawab,’Aku adalah amal kejahatanmu di dunia.’ Maka ia berkata,’Ya Rabbi, janganlah kau bangkitkan hari kiamat!. ( Ditakhrijkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Ibnu Khuzaimah)
“Kemudian pada hari kiamat, Allah berfirman kepada jiwa yang tenang,’Maka masuklah engkau ke kelompok hamba-hamba-Ku yang shaleh. Dan masuklah ke dalam surga-Ku bersama mereka.”’


KUNCI-KUNCI SURGA
MENURUT AS SUNNAH

Kunci 41-45 :
Ibadah yang Ikhlas, Shalat, Zakat, Shaum, dan Haji

Dan Mu'adz bin Jabal r.a., ia berkata, "Aku bertanya, Wahti Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku darineraka!" Maka Rasulullah Saw menjawab, 'Engkau menanyakan ke­padaku tentang perkara besaryang sebenamya mudah bagi orangyang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalan-kannya. Yaitu: Hendaklah engkau beribadah kepada Ml& tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mendirikafl shalat, membayar zakat, shaum di Bulan Ramadhan, dan pergi haji ke Baitullah.' Kemudian sabda beliau, Tiadakah kau  kuberitahu tentang pintu-pintu kebajikan? Shaum itu sai. sedekah memfidamkan dosa atau kesalahan, air membunuh api, dan shalat di tengah malam. ' Lalu Saw membaca ayat berikut: 'Lambung mereka lenggangdari tempat tidumya, sedang mereka berdoa kepada nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menaf-sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka. WSeorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan Jg^^ufc mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang sedap Jh^pandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah ^i;|nere*a kerjakan.' (As Sajdah 16-17). Lalu sabda beliau, Tia-Si$l4akah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara, dan puncaknya?' Aku menjawab, "Tentu, wahai Rasu-" Maka beliau berkata, 'Pokok segala perkara ialah c Islam, tiangnya ialah shalat, sedangkan puncaknya adalah Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semua-itu?' tanya beliau lagi. "Ya," jawabku. Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda: "Peliharalah mil" Kemudian aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kita afcan disiksa karena pembicaraan kita?" Maka Rasul Saw berkata, 'Hai ... ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dan tergelincimya lidah-lidah mereia?'"(HR.TIr-mldzl. Menurut beliau, hadfts ini hasan shahih)

Amal yang memasukkan ke surga", maksudnya yang ebabkan masuk surga bukan semata-mata amal itu i, melainkan juga karena karunia Allah. "Hendaklah kamu beribadah kepada Allah", kalimat ini li penjelasan perkara yang agung di atas. Adapun dimaksud ibadah ialah bertauhidullah "tanpa menye-*lttufcan-Nya dengan sesuatu pun". Tapi bisa juga memiliki ibadah kepada Allah, sesuai dengan bunyi lafazh , yang berarti menjalankan seluruh bentuk ibadah dengan penuh ikhlas kepada Allah semata. mana firman Allah:
"...Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Ra maka hendaklah ia beramal shaleh dan janganlah ia persekutukan seorangpun...."(Al Kahfi 110)
Ibadah merupakan tujuan akhir diciptakannya makhlult dan diutusnya para rasul, sesuai dengan ayat:
"Dan Aku tidak mendptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyambah-Ku."(Adz Dzaariyaat 56)
Kalimat "Dan puncaknya ialah jihad" menunjukkan pentingnya jihad, karena jihad dapat meninggikan kalima-tullah, dan jihad yang paling besar adalah jihad melawan hawa nafsu.
"Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil berkata: Peliharalah ini", hal ini menunjukkan betapa besarnya bencana lidah walaupun kecil bentuknya.
"Ibumu kehilangan kamu" adalah ucapan (ungkapan) yang biasa digunakan oleh Orang Arab ketika takjub. Hal itu merupakan kalimat yang dapat memberikan pelajaran dan mendorong orang yang diajak bicara.
Hadits-hadits di atas perlu kita amalkan, sebagaimana pesan penyair:
Laksanakan dua rakaat
di tengah malam pekat
punya luang
dan kesempatan
Ketika  kehendakmu muncul
mengumbar kata-kata batil
gantikanlah dengan
bertasbihlah
hnya diam itu
lebih utama
daripada membual....
 meskipun kamu fasih berbicara


Kunci 46-49 :

Shalat Wajib, Shaum Ramadhan, Menghalalkan yang Halal dan Mengharamkan yang Haram
"Dari Abu Abdillah Jabir Al Anshary r.a., bahwalaki-laki pemah bertanya kepada Rasulullah Saw,mana jika aku menjalankan shalat wajib,dan menghalalkan yang halal serta mengharamkanharam, tanpa aku tambah dengan amal yang lain,aku masuk surga?' Rasulullah Saw menjawab, Ya, (kaumasuk surga)!'" (HR. MusUm)
Hadits ini menunjukkan bolehnya menin^alkan amal-amal sunnah secara umum. Tapi barangsiapa yang tidak menjalankannya sama sekali (meninggalkan seluruh sun­nah), maka ia kehilangan untung besar. Bahkan, jika me-ninggalkannya karena meremehkan atau membencinya, maka ia kafir. Rasulullah Saw dalam hadits di atas tidak mengingatkan amalan sunnah dalam rangka membujuk hati sahabat yang baru masuk Islam.

Kunci 50: Menuntut Ilmu
Dari Abu Hurairah r.a., berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dan suatu ke-susahan dunia, maka Allah akan melepaskannya dari ke-susahan hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat Barangsiapa member! kemudahan kepada orang yang se-dang dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkan per-karanya di dunia dan di akhirat Allah akan menolong se­orang hamba selama ia menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh /a/an untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya /a/an ke surga. Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di rumah Allah (masjid), membaca Al Qur'an dan mempelajarinya, melainkan malaikat akan datang mengelilinginya dan akan turun kepadanya sakinah (ketenteraman) dan akan diliputi oleh rahmat, sementara Allah akan menyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa lamban dalam beramal, maka tidak akan disegerakan oleh keturunannya." (HR.Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’I, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam shahihnya, dan Imam Hakim. Menurut Hakim, Hadits ini shahih sesuai dengan syarat Bukhari. Muslim)
Maksud “Allah akan menyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya” ialah di hadapan alam (makhluk) yang luhur sesuai dengan firman-Nya dalam hadits qudsi :
“Barang siapa mengingat(menyebut) Aku di dalam dirinya, maka Aku akan menyebutnya dalam diri-Ku dan barangsiapa menyebut Aku di tengah-tengah makhluk, maka ia akan Kusebut di tengah makhluk yang lebih baik darinya.”
Soratan terhadap hadits tersebut terletak pada ucapan Rasul Saw. :
“Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”
Dari hadits tersebut dapat diketahui bahwa menuntut ilmu merupakan jalan untuk merealisasikan cita-cita di atas. Oleh karena itu, menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga. Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah Saw bersabda :
“Barangsiapa yang diinginkan oleh Allah sebagai orang yang baik, maka ia memberikannya pemahaman dalam agama.”(HR. Bukhari Muslim dan Ibnu Majah)
Ada baiknya bila kita mengingat pesan Imam Syafi’I r.a. sebagai berikut :
Akhi …
Kau tak kan pernah mendapatkan ilmu
kecuali enam syarat engkau penuhi :
cerdas dan haus ilmu, tekun,
(sungguh-sungguh ), punya bekal dan biaya
didampingi guru dan waktu yang lama

Kunci 51-52
Meninggalkan pertengkaran dan Berakhlak Luhur
Dari Abu Umamah r.a., Ia berkata bahwa Rasulullh Saw bersabda :
“Barangsiapa meninggalkan pertengkaran sedang ia s maka akan dibangun untuknya rumah di sekitar surga. Dan barangsiapa meninggalkan pertengkaran padahal ia benat maka akan dibangun untuknya rumah di lantai tengah surga, sedang barangsiapa yang membaguskan akhlaknya, akan dibangun baginya rumah di tingkat paling atas surga," (HR. Abu Daud, llnnidzi, Ibnu Majah, Baihaqy. Adapun lafazhnya darl Tirmidzi, dan menurut beliau hadits inl hasan)
Di samping itu, ada hadits lain yang diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Ai Ausath dari hadits Ibnu Umar dengan lafazh:
RasuluUah Saw bersabda, "Aku adalah pemimpin bagi rumah di sekitar surga untuk orang yang meninggalkan perteng­karan, sedang ia berada dalam hak dan bagi rumah di tengah-tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta saat bercanda, juga bagi rumah di bagian paling atas surga untuk orang yang baik hati (akhlak)-nya."
Dalam kaitan ini, RasuluUah Saw bersabda:
   "Tidakkah suatu kaum sesat setelah mendapat hidayah, kecuali bila mereka mengadakan bantah-bantahan."
 Lalu RasuluUah Saw membaca ayat:
"...Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu . melainkan dengan maksud membantah saja...." (Az Zukh-nif 58) (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Abid Dunlya dalam Kitab Ash Shamtu, dan lainnya. Tlrmidzl berkata, hadits ini hasan shahih darl Abu Hurairah)
Juga sabdanya:
"Sesungguhnya lelaki yang paling dibenci Allah ialah yang paling sangat gigih dalam permusuhan." (HR. Bukharl-Musllm, Tirmidzi, dan Nasal)
Adapun hadits Rasul yang berkaitan dengan keluhuran akhlak yang merupakan penyebab utama bagi kesempur-naan iman ialah hadits Abu Hurairah r.a. bahwa RasuluUah Saw bersabda:
"Mukmin yang paling sempuma imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antaramu ialah yang paling baik terhadap keluarganya." (HR. Abu Daud dan Tlrmidzi. Lafazhnya dari Tlrmidzi, dan beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

Kunci 53-54 :
Shalat Dua Raka'at Setelah Azan, dan Selalu Punya Wudhu
Dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya r.a., ia berkata, "Pada suatupagi, Rasulullah Saw memanggil Bilal, 'HaiBilal, dengan amalan apa engkau dapat mendahuluiku ke surga? Semalam aku mendengar suara terompahmu di hadapanku di surga.' Bilal menjawab, Wahai Rasulullah, tidaklah aku azan melainkan setelahnya aku shalat dua raka'at. Dan tidaklah aku berhadats (batal wudhu), melainkan aku segera berwudhu.' Maka Rasulullah Saw berkata, 'Itulah penyebab-nya. '" (HR. Ibnu Khuzaimah)
Bilal r.a. memang orang yang istiqamah dalam menjalan-kan dua perkara besar di atas, yakni shalat dua raka'at setelah azan dan selalu punya wudhu, Nabi Saw pernah bersabda:
"Beristiqamahlah kamu dan kamu sekali-kali tidak akan mampu mencapainya. Ketahuilah amalmu yang paling baik adalah shalat dan tidak akan memelihara wudhu kecuali orang mukmin." (HtL. Ibnu Majah dengan isnad shahih. |uga Rrwayat Hakim. Menurut beliau, hadits ini shahih, sesuai dengan syarat Bukhari-Muslim)

Kunci 55 :
Shalat Dua Raka'at Setelah Wudhu
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw pemah her-sabda kepada Bilal, "Hai Bilal, ceritakanlah kepadaku amsl apa yang paling banyak mengandung harapan yang telah kau kerjakan dalam Islam. Aku mendengar suara terompah-mu di hadapanku di surga?" Bilal menjawab, "Aku tidak mengerjakan amalan yang istimewa, selain melakukan shalat acapkali usai wudhu di siang dan di malam hari. Suatu shalat yangditetapkan untuk aku lakukan. "(HR. Bukhari Muslim)
Apa yang terdapat dalam hadits di atas didukung oleh sabda Rasulullah Saw berikut:
'Tidaklah seseorang berwudhu dengan baik dan sempuma, lalu shalat dua raka'at menghadapkan hati dan mukanya penuh khusyu' kepada Allah, melainkan wajib baginya surga." (HR. Nasa'l dan Ibnu Majah dalam Sunannya)

Kunci 56 :
 Azan
Dari Abu Hurairah r.a. ia bercerita, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah Saw, maka tampillah Bilal untuk azan."
Selesai Bilal azan, Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ini dengan yakin, ia pasti masuk surga" (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzl, Nasa'l, dan Ibnu Majah)
 Sehubungan dengan azan, ada beberapa hadits dari fcasulullah Saw sebagai berikut:
a.   Dari Abu Said Al Khudri r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
Jika kalian mendengar muadzin, maka ikutilah apa yang diucapkannya. " (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, flrmldzl, Nasa'l, dan Ibnu Majah)
b.   Dari Umar r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Jika seorang muadzin mengucap "Allaahu Akbar" dua kali, hendaklah kamu yang mendengar menyambut dengan Allaahu Akbar dua kali. Bilamana ia mengucap "Asyhadu An Laa Ilaaha Illallaah", maka ucapkan pula seperti itu. Begitu juga ucapan "Asyhadu Anna Muhammadan Rasulul­lah." Ketika ia membaca Hayya 'Alash-shalaah," maka jawablah dengan "Laa haula walaa quwwata ilia billaah." Begitu juga saat membaca "Hayya 'alal falaah." Ketika si muadzin membaca "Allaahu Akbar" dua kali, jawabpula de­ngan "Allaahu Akbar" dua kali. Lalu saat membaca "Laa Ilaaha Illallaah," ucapkanlah seperti itu pula. Barangsiapa mengucapkannya dengan keikhlasan hati, niscaya ia masuk surga." (HR. Muslim, Abu Daud, dan Nasa'i)
c.      Dari Bara' bin 'Aazib r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat membaca shalawat untuk shaf pertama, sedang muadzin diberi ampunan sebatas suaranya. la dibenarkan (dijawab) oleh yang mende-ngamya, baik benda kering maupun basah, dan ia mendapat pahala orang yang shalat bersamanya (karena ia yang menyerunya)." (HR. Ahmad dan Nasal dengan isnad hasan jayytd)

Kunci 57 :
Membangun Masjid
a.. Dari Usman bin 'AfFan r.a. ia berkata — ketika orang-orang dengan rasa antipati mempercakapkannya lantaran tindakannya memperluas dan mempercantik masjid Rasulullah Saw dengan mengapurnya dan mengatapi-nya dengan kayu jati— , "Kalian banyak mencaci dan mempercakapkanku tentang ini, padahal aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
'Barangsiapa membangun masjid, karena mencari ridha Allah, maka Allah akan membangun rumah untuknya di surga.'"
Dalam riwayat lain disebutkan:
"...maka Allah akan membangun gedung sepertinya untuk­nya di surga."(HR. Bukhari-Muslim dan lalnnya)
b. Dari Abu Dzar r.a. ia berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Barang siapa membangun masjid karena Allah sekecil lubang burungyang dibuatnya untuk bertelur, maka Allah akan membangun untuknya rumah di surga. "(HR. Bazzaar, Thabrani dalam Ash-Shaghlir dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya. Lafazh ini lafazh Bazzaar)

Adalah hal yang baik bila kita termasuk orang-orang yang membangun masjid atau turut andil di dalamnya, sekalipun hanya sebuah masjid yang sangat kecil, seperti disebutkan pada hadits kedua di atas. Karena masjid me-rupakan Baitullah (rumah Allah) sebagai tempat shalat, tempat zikir kepada Allah, tempat menuntut ilmu, dan sebagainya, seperti termaktub dalam hadits berikut:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa membangun masjid besar maupun kecil, maka Allah akan membangun rumah untuknya di surga." (HR. Tirmidzi)
Juga dari Umar bin Khattab r.a., "Aku pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa membangun masjid untuk Allah yang di dalamnya orang-orang berzikir kepada Allah, maka Allah membangun untuknya rumah di surga. "(HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya)

Kunci 58 :
Menyingkirkan Kotoran dan Hal-hal yang Mengganggu dari Masjid
  1. Dari Abu Said Al Khudri r.a., ia berkata bahwa Rasulul­lah Saw bersabda:
"Barangsiapa menyingkirkan (mengeluarkan) benda yang menganggu masjid, maka Allah membangun untuknya rumah di surga." (HR. Ibnu Majah yang pada sanadnya mengandung kemungkinan hasan)
  1. Diriwayatkan dari Abu Qurshafah bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Bangunlah masjid dan keluarkanlah kotoran darinya.  Barangsiapa membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun rumah untuknya di surga. Lalu seorang laki-laki bertanya, Termasuk masjid-masjid yang dibangun di jalan-jalan ini, wahai Rasulullah?' Rasul menjawab, Ya, dan mengeluarkan kotoran darinya mempakan maskawin untuk bidadari." (HR. Thabrani dalam Mu'jam Al Kabir)
Sehubungan dengan hadits di atas, ada riwayat-riwayat lain, di antaranya.-
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bercerita.-
“Ada seorang perempuan hitam yang biasa menyapu (membersihkan)  masjid. Pada suatu hari, ia absen sehingga Rasu­lullah Saw mencarinya, seraya menanyakan tentangnya. Setelah diberi tahu bahwa ia telah meninggal dunia, Rasu­lullah Saw bersabda, 'Mengapa kalian tidak memberitahu-kannya kepadaku?' Kemudian beliau mendatangi kuburan-nya dan menshalatinya." (HR. Bukhari Muslim dan Ibnu Majah dengan isnad shahih. Lafazhnya dari Ibnu Majah)
Dalam riwayat Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahih-nya disebutkan bahwa perempuan tersebut suka memungut sobekan-sobekan kain bekas, dan racikan-racikan kayu dari masjid.

Kunci 59 :
ke Masjid pada Pagi Sore Hari
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Barangsiapa yang pagi-pagi atau sore hari ke masjid, maka Allah sediakan untuknya hidangan di surga pada setiap pagi ,     atau sore."(HR. Bukhari-Muslim dan lainnya)
Pergi ke masjid pada pagi dan sore hari menunjukkan tertambatnya dia dengan masjid, dan sebagai bukti atas keimanannya. Ada beberapa hadits yang berkaitan dengan hal ini:
a.               Dari Abu Said Al Khudri r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
“Jika kamu  mendapati seorang lelaki selalu pulangpergi ke masjid, maka saksikanlah bahwa ia beriman. Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Sesungguhnyayangmemakmulkan masjid Allah, hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.'"(M Taubah 18) (HR. Tlnnldzl)
b.   Abu Darda' r.a. berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Masjid adalah rumah setiap orang yang bertakwa. Dan Allah akan menjamin orang yang menjadikan masjid se-bagai rumahnya dengan kehidupan yang baik dan rahmat kasih sayang serta selamat dalam melewati shirat pada hari kiamat menuju keridhaan Allah dan surga." (MR. ThabranI dalam Al Kabir dan Al Ausath; juga Riwayat Bazzaar. la mengatakan bahwa isnad hadtts In) hasan)
c.      Dari Salman r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Barangsiapa berwudhu di rumahnya dengan baik dan sem-puma, lalu pergi ke masjid, berarti ia bertamu kepada Allah, sedang tuan rumah berkewajiban untuk menghormati tamunya." (HR. ThabranI dalam Al Kabir dengan dua isnadnya, yang salah satunya Jayild)

Kunci 60 :
 Banyak Sujud
  1. Dari Mi'dan bin Abi Thalhah r.a., ia berkata:
"Aku telah bertemu dengan Tsauban, pelayan (budak) Rasu-lullah Saw. Aku berkata, 'Beritahukanlah kepadaku suatu amalyang paling dicintai Allah! la diam. Setelah aku berkata kepadanya tiga kali, maka ia menjawab, 'Apa yangkau aju-kan itu pemah kuajukan kepada Rasulullah Saw dan beliau bersabda, 'Perbanyaklah sujud. Karena tidaklah engkau sujud sekali, melainkan dengannya Allah mengangkatmu satu derajat dan menghapus untukmu satu dosa.'" (HR. Muslim, Tirmldzl, Nasal, dan Ibnu Majah)
  1. Dari Rabi'ah bin Ka'ab r.a.:
”Aku pernah bermalam bersama RasuluIIah Saw. Ketika aku membawakan air wudhu dan kebutuhan lainnya, beliau ber­tanya, Tiadakah engkau bertanya kepadaku?' Maka aku me-nyahut, 'Aku meminta supaya aku menjadi temanmu di su/ga.' Beliau bertanya lagi, Tidak meminta yang lain?' Tidak,' sambutku. Maka beliau bersabda: 'Perbanyaklah sujud.'" (HR. Muslim)
Masuk surga sebagaimana kita pahami dari hadits di atas, tidak mungkin tanpa amal. Oleh karena itu,Rasulullah Saw berpesan kepada puterinya,Fathimah Az Zahra r.a :
"Hai Fathimah, beramallah! Sesungguhnya aku tak dapat menjaminmu dari azab Allah."
Shalat merupakan sebaik-baiknya amal yang disyariat-kan Allah. Disebutkan dalam hadits RasuluIIah Saw.
a. Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa RasuluUah Saw bersabda:
"Shalat adalah amal yang disyariatkan yang paling baik. Barangsiapa mampu untuk menjalankannya sebanyak-banyaknya, hendaklah dia mengerjakannya." (HR. Thabranl dalam Al Ausath)
b. Dari Ubadah bin Shamit r.a. bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Tidaklah seorang hamba sujud kepada Allah sekali sujud, melainkan dengannya Allah telah tulis satu hasanah (ke-bajikan) dan la hapus darinya satu sayyiah dosa serta Allah mengangkatnya satu derajat. Oleh karena itu, perbanyaklah sujud." (HR. Ibnu Majah dengan isnad shahih)

Kunci 61 :
Shalat Sunnah Qabliyah dan Ba’diyah
I           Dari Ummi Habibah Ramlah binti Abu Sufyan r.a., bahwa ia pernah mendengar Rasulullah bersabda :
“Tidaklah seorang muslim shalat sunnah kepada Allah bukan shalat fardhu dalam sehari sebanyak 12 raka’at, melainkan akan Allah Ta’ala bangun untuknya rumah di sua (atau : melainkan akan dibangun untuknya rumah di surga)’ (HR. Muslim, Abu Daud, dan Nasa’i)
            Imam Tirmidzi menambahkan kata-kata berikut, yaitu :
“Empat raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah maghrib dan dua raka’at  sebelum shalat subuh.”
            Juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam kedua Shahih-nya serta Ibnu Hakim yang  mengomentari sebagai hadits Shahih, sesuai syarat Muslim:
“Dua raka’at sebelum’ Ashar, tanpa menyebutkan dua raka’at sesudah Isya’. Yang seperti ini juga ada pada Nasa’I dalam satu riwayatnya, juga riwayat Ibnu Majah yang terdapat kata “dua raka’at sebelum Zhuhur dan dua rakaa’at (barang kali sebelum ‘Ashar)”. Timidzi sepakat terhadap tambahan tersebut.”
Maksud Tirmidzi sepakat terhadap tambahan tersebut ialah terhadap dua raka’at setelah Zhuhur, dua raka’at setelah Maghrib, dua raka’at setelah Isya’ dan dua raka’at sebelum fajar (Subuh)
Ada satu hadits yang berkaitan dengan hadits-hadits diatas, yakni dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah bersabda:
“Amal manusia yang pertama kali dihisab ialah shalat. Allah berfirman kepada malaikat  -meskipun telah m,engetahui- ,”periksa;lah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau kurang?” Jika sempurna, maka tulis sempurna. Bila kurang, Allah berkata,”Lihatlah Shalat sunnahnya, bagaimana?” Bila si hamba rajin shalat sunnah saat di dunia, maka kata Allah,”Tambahakanlah shalat fardhunya dengan shalat sunnahnay!” Kemudian malaikat melakukannya.” ( HR. Abu Daud)

Kunci  62-65 :
Menyebarkan Salam, Memberi Makan,Bersilaturrahmi, dan Shalat Malam
  1. Dari Abdullah bin Salaam r.a., ia berkata, "Ketika per. tama kali Rasulullah Saw tiba di Madinah, orang-orang datang mengelu-elukan dan aku termasuk salah seorang yang mendatanginya. Setelah kuamati, ternyata beliau tidak mencerminkan seorang pendusta. Ucapan yang pertama kali kudengar darinya ialah:
"Hai segenap manusia, sebarkanlah salam dan berikanlah makan, jalinlah silaturrahmi, dan shalatiah di malam hari, disaat orang-orang sedang tidur niscaya kamu akan masuk surga dengan salam sejahtera." (HR. tirmidzi. Menurut beliau, hadtts ini hasan shahih. juga riwayat Ibnu Majah dan Hakim. Keduanya mengatakan bahwa hadtts ini shahih sesuai dengan syarat Bukhari-Muslim)
b.   Dari Abdullah bin 'Amr r.a. bahwa Nabi Saw, bersabda :
"Di surga terdapat ruangan yang luamya terlihat dari dalam dan dalamnya terlihat dari luar. Maka Abu Malik Al Asy'ari bertanya, 'Untuk siapakah, wahai Rasulullah?' Rasul menja-wab, 'Untuk orang yang bertutur manis dan suka memberi makan serta shalat di tengah malam, sedang orang lain asyik tidur.'"(HR. Thabrani dalam Al Kabir dengan isnad has­an, juga riwayat Hakim. Menurutnya hadits ini shahih sesuai dengan syarat Bukhori –Muslim)

c.  Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata:
"Wahai Rasulullah, aku jika melihatmu merasa tenang dan sejuk pandanganku! (Beritahukanlah  kepadaku  tentang segala sesuatu!" Rasulullah Saw menjawab, 'Segala dicipta dari air.' la (Abu Hurairah) bertanya, "Ceritakanlah kepadaku tentang suatu amal yang memasukkanku ke surga Maka beliau bersabda: "Beri makanlah, sebarkanlah sa/am bersilaturrahmilah dan lakukan shalat malam di kala orang lain tidur, niscaya kamu masuksurga dengan keselamatan" (HR. Ahmad, Ibnu 'Abiddunya dalam Kitab Tahajjud, dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, termasuk lafazb. nya. |uga Hakim yang menshahlhkannya)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa jika kita ingin masuk surga dengan selamat, hendaknya kita mengamalkan amal-amal yang dianjurkan oleh Rasulullah Saw.
Sehubungan dengan hal itu, kiranya cukup bagi kita untuk memperhatikan hadits-hadits berikut, terutama yang berkaitan dengan shalat malam.
  1. Dari Aisyah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw melakukan qiyaamul laili    shalat malam) sampai lecet tumitnya. Ketika kutanyakan kepadanya, "Mengapa engkau lakukan ini, padahal dosa-dosamu yang dahulu dan yang akan datang telah diampuni." Maka beliau menjawab:
       “Tidakkah aku menjadi orang yang bersyukur?”(HR. Bukhari-Muslim)
b. Dari Salman Al Farisi r.a. ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda :
Berqiyaamul laili-Iah kamu, karena itu kebiasaan orang-orang sebelummu dan pendekatan diri kepada Rabb-mu, [ penghapus dosa-dosa, penangkal perbuatan dosa, dan penawar  penyakit dalam tubuhmu."
Sahl bin Sa'id r.a berkata bahwa Jibril pernah datang kepada Rasulullah saw dan berpesan:
"Hai Muhammad, hiduplah sesukamu. Sesungguhnya engkau pasti mati. Dan berbuatlah  cintai, sesungguhnya ia pasti pisah denganmu. Ketahuilah  bahwa kemuliaan seorang mukmin terletak pada qiyaamullaili dan kehormatannya adalah jika tidak merasa butuh pada orang lain!"

Kunci66 :
Membaca Ayat Kursi Setiap Usai Shalat
a. Dari Abu Umamah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa membaca ayat kursi setiap usai shalat,maka tidak ada yang mencegahnya masuk surga, kecuali mati”HR. Nasa'l dan Thabranl dengan beberapa isnad yag salah satunya shahih. Syaikhuna Abu] Hasan mengatan bahwa hadits ini shahih sesuai dengan syarat Bukhari. Juga Riwayat Ibnu Hibban dalam Kitab As Shalah dalam shahih-nya)

Dalam hal ini, Thabrani dengan isnad shahih menam-bahkan dengan: "Dan membaca Qul Huwallaahu Ahad/Surat Allkhlash."

b. Hasan bin Ali r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda.:
"Barang siapa membaca ayat kursi sesudah shalat fardhu, maka ia berada dalam jaminan Allah hingga shalat berikut-nya."(HR. Thabrani dengan isnad hasan)
Berkenaan dengan keutamaan Ayat Kursi, ada sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a.:
Jika engkau hendak tidur, bacalah ayat kursi: Allahu laailaaha illa huwal hayyul qayyuumu .... hingga akhir ayat.karena engkau akan selalu mendapat perlindungan Allah dan tidak didekati setan sampai subuh. "

Kunci 67-69:
Memudahkan atau Memurahkan dalam Urusan JBeli dan dalam Berperkara serta Memberberi keputusan
  1. Usman r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
'Azza wa Jalla memasukkan ke surga orang yang di dunianya mudah dalam urusan jual beli serta dalam memberi keputusan dan tuntutan."(.HR. Nasa'i dan Ibnu Majah tanpa menyebutkan "memberi keputusan dan tuntutan.")
  1. Dari Jabir bin Abdillah r.a. bahwa Rasulullah Saw ber-sabda:
"Semoga Allah mengasihi hamba yang mudah (luwes) jika menjual, mudah jika membeli, dan mudah bila menuntut (membayar/menagih)." (HR. Bukhari dan Ibnu Majah. Lafazh juga dari Ibnu Mafah)
Tirmidzi meriwayatkan dengan lafazhnya, bahwa Rasu-lullah Saw bersabda:
"Semoga Allah mengampuni lelaki sebelum kamu. la mudah dalam menjual, mudah dalam membeli dan mudah dalam menuntut (menagih). "

Kunci 70 :
Jujur dalam Berdagang
  1. Dari Abu Said r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Pedagang yang jujur dan memegang amanah (terpercaya) akan bersama para nabi, shiddiqiin (orang-orangyangjujur) dan para syuhada!" (HtL Tirmidzi. Menurut bellau, hadits inl hasan.)
  1. Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Pedagang yang jujur dan terpercaya akan berada di bawah naungan Arasy pada hari kiamat. " (HR. Asblhanl dan lain-nya.)
Hadits di atas mengandung makna bahwa pedagang yang iltizam (komitmen) terhadap kejujuran dalam ber-, seperti tidak berdusta, tidak menyembunyikan cacat barang akan menjadi teman para nabi, shiddiqiin, dan para syuhada di surga.


Kunci 71-76 :
Berkata Benar, Menepati Janji, Menunaikan Amanat, Menjaga Kemaluan, Menundukkan Pandangan, dan Menahan Tangan
Dari Ubaidah bin Shamit r.a., bahwa Nabi Saw bersabda:
"Amalkanlah enam pesanku, pasti kalian kujamin dengan surga: benarbila bicara, tepatjanji, menunaikan amanatjika diberi amanat dan memelihara kemaluan, menundukkan pandangan serta menahan tangan."(HH. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam Shahlh-nya. Juga riwayat Hakim, yang mengatakan bahwa isnadnya shahih.)
Yang dimaksud "benar bila bicara" dalam hadits di atas ialah konsisten terhadap pembicaraan, tidak berdusta ke-cuali dalam hal-hal yang dibolehkan oleh syari'at, seperti mengislah (melerai) dua orang yang tengah berselisih, dalam keadaan perang, dan sebagainya.
Adapun maksud "menahan tangan" adalah tidak diper-kenankan seorang muslim menyakiti saudaranya (sesama muslim), karena 'muslim' sebagaimana arti katanya adalah jika orang lain selamat dari lidah (perkataan) dan tangan-nya, sebagaimana sabda Rasul Saw:
"Hendaklah kamu jujur, karena jujur membawa kepada ke-bajikan, sedang kebajikan menunjukimu ke surga. Seseorang tidaklah jujur dan memilih kejujuran, melainkan ia akan di-tulis di sisi Allah sebagai 'shiddiq' (orang yang amat jujur). Dan hindarilah dusta, karena ia menunjukimu kepada ke-durhakaan, sedang kedurhakaan menuntunmu ke neraka. Dan tidaklah seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan, melainkan akan ditulis di s/s/' Allah sebagai pendusta." (HIL Bukhari-Muslim dari Ibnu Mas'ud r.a.)

Kunci 77-79 :
Wanita yang Menunaikan Shalat Lima Waktu, llemelihara Kemaluannya, dan Mentaati Suami
Dari Abu Hurairah r.a., berkata bahwa Rasulullah Saw jersabda:
"Jika eorang perempuan melaksanakan shalat lima waktu, memelihara kemaluannya, dan mentaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu manapun yang ia suka." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya.)

Kunci 80 :
Mendidik Anak Perempuan
  1. Jabir bin Abdillah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa memiliki tiga orangputeri, menyediakan tem-pat tinggal, mengasihi dan menjamin kehidupannya, maka ia wajib masuk surga!" Dikatakan, Wahai Rasulullah, se­kalipun dua orang puteri?' Rasul menjawab, "Ya, sekalipun dua orangputeri". Jabir melanjutkan, 'Maka sebagian kaum melihat bahwa sekiranya ia berkata, 'Sekalipun satu,' Past/ beliau akan menjawab, "Ya, sekalipun satu."(HtL Ahmad, dengan isnad Jayyid. Riwayat Bazzaar dan Thabrani dalam Al Ausath, dengan member! tambahan: "Dan menlkahkan mereka.")
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Barangsiapa memiliki tiga orang puteri dan sabar meng-asuhnya, baik dalam keadaan senangmaupun susah, maka Allah akan memasukkannya ke surga, lantaran kasih sayang-nya terhadap mereka." Maka bertanyalah seoranglaki-laki, 'Bagaimana jika dua puteri, ya Rasulullah?' Beliau menja­wab, "Ya, dua juga." Seorang lelaki menyahut, 'Jika satu?.' Rasul menyambut, "Satu pun sama. "(HR. Hakim. Menurut-nya hadlts ini shahih.)
Sehubungan dengan masalah pemeliharaan dan pendi-dikan bagi anak perempuan, ada sebuah riwayat dari Anas r.a., bahwa Nabi Saw bersabda:
"Barangsiapa menanggung (menghidupi) dua orang puteri sampai dewasa, maka ia datangpada hari kiamat bersamaku seperti ini (beliau merangkaikan jari telunjuk dan jari tengahnya). " (HR. Muslim dengan lafaznya.)

Kunci 81 :
Sabar atas Kematian Anak
Anas bin Malik r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
Tidak ada seorang muslim yang ditinggal mati tiga orang anaknya yang belum dewasa, melainkan Allah memasuk­kannya ke surga, karena kasih sayangnya kepada mereka." (HR. Bukharl-Muslim, Nasa'l dan Ibnu Mafah.)
Dalam riwayat Nasa'i dikatakan:
"Barangsiapa kehilangan tiga orang anaknya, maka /a masuk surga." Maka tampillah seorang perempuan, seraya bertanya, "Atau dua?" Rasulullah Saw menjawab, "Ya, atau dua." Seorang perempuan berkata, "Aku menyesal mengapa tak bilang satu orang."
Abu Dzar juga menceritakan hal senada bahwa ia men-dengar Rasulullah Saw bersabda:
"Bila sepasang suami isteri muslim mendapat kematian tiga orang anak yang belum baligh, maka Allah memasukkan keduanya ke surga, karena kasih sayang Allah kepada mereka." (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih-nya yang Juga terdapat dalam Kttab Musnad dari hadits ibu Anas bin Malik r.a.)
Riwayat lain pada Nasa'i dari Abu Hurairah r.a. ada tambahan sebagai berikut:
"Malaikat berkata kepada mereka (anak-anak yang mati): "Masuklah kamu ke surga!" Mereka menjawab, "Tidak, se-belum ayah-ibu kami memasukinya." Maka dikatakan ke­pada mereka, "Kalau begitu, masuklah kalian ke surga ber-sama ibu bapakmu!"

Kunci 82-84 :
Adil, Kasih Sayang, dan 'Iffah
Dari 'lyadh bin Hammar r.a., ia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Penghuni surga itu tiga: penguasa yang adil dan mendapat taufik, laki-laki yang penyayang dan lembut kepada setiap karib-kerabat muslim, serta laki-laki yang memiliki tang-gungan, mempunyai sifat 'iffah (memelihara kesudan dan harga diri)."(HtL. Muslim)

Kunci 85 :
Kasih Sayang terhadap Binatang
Dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Seorang laki-laki turun ke sumur untuk minum. Temyata di mulut sumur berdiri see/cor anjingyang tengah menjulur-
julurkan lidahnya karena haus. Maka ia copot salah satu sepatunya untuk menciduk air, guna meminumi anjing karena ia iba. Maka Allah bersyukur kepadanya, lalu me-masukkannya ke surga!" (HK.. Ibnu Hibban dalam Shahih­nya, Mallk, Bukhari, Muslim, dan Abu Daud.)

Kunci 86-87 :
Melakukan Kebajikan dan Menahan Diri dari
Menyakiti Orang Lain
Dari Abu Katsir As Suhaimi dari ayahnya, ia berkata, "Aku bertanya kepada Abu Dzar, 'Tunjukkanlah aku amal yang jika dilakukan sang hamba, ia masuk surga.' Maka Abu Dzar r.a. menjawab, 'Ini pernah aku tanyakan kepada Rasulullah Saw. dan beliau menjawab:
"Beriman kepada Allah dan hari akhir"Aku (Abu Dzar) ber­tanya, "Bukankah iman itu harus  disertai amal?" Beliau menjawab, "Ya, ia menginfakkan sebagian kedl dari harta-nya!" Aku bertanya lagi, "Bila ia miskin, tak mampu berin-fak, ya Rasulullah?" Jawab Rasul, "Beramar ma'ruf nahi munkar!" "Kalau ia lemah, tak mampu melakukannya?" tanyaku. Rasul menjawab, "Membuat orang yang jelek per-buatannya supaya baik!"Aku kembali bertanya, "Jika orang tersebut tidak mampu berbuat sesuatu?" "Maka ia menolong orang lemah," ujar beliau. "Bila ia tak mampu menolong?" tanyaku lagi. Rasulullah Saw menjawab, "Apa yang kau inginkan adalah kebajikan pada kawanmu, maka hendaklah ia menahan din dari menyakiti orang lain!" Kemudian aku bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, jika ia melakukan itu, ia masuk surga?" Beliau menjawab, "Muslim siapa saja yang melakukan satu dari perkara-perkara tersebut, ia dituntun untuk masuk surga!" (HR. Thabrani dalam Al Kabir dengan lafazhnya, sedang perawinya tsiqah. )uga Ibnu Hibban dalam Shahihnya dan Hakim. Menurut beliau, hadtts inl shahlh sesuai syarat Muslim.)
Iman yang disebutkan dalam hadits di atas merupakan fondasi amal. Oleh karena itu, amal tiada guna bila tanpa iman.

Kunci 88 :
Memelihara Kemaluan
 Ibnu Abbas r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Hai pemuda Quraisy, peliharalah kemaluanmu, jangan ber-zina. Ketahuilah, barangsiapa yang memelihara kemaluan-nya, ia akan masuk surga." (HR. Balhaqy dan Hakim. Menurut Hakim, hadits ini shahih sesual syarat Bukhari-Muslim.)
Dalam riwayat Baihaqy disebutkan:
"Hai para pemuda Quraisy, janganlah kalian berzina. 5e-sungguhnya barangsiapa yang selamat darinya, ia masuk surga."
Sebutan "Pemuda Quraisy" bukan dimaksudkan bahwa hadits ini hanya untuk mereka. Nabi menggunakan kata tersebut, lantaran 'Quraisy' adalah kabilah dan bangsanya,sehingga lebih pantas kalau hal itu ditekankan kepada mereka. Sehubungan dengan masalah ini, ada beberapa hadits, yang di antaranya. :
  1. Dari Sahl bin Sa'ad r.a., berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa menjamin kepadaku untuk memelihara apa yang ada di antara kedua rahangnya (mulut) dan apa yang berada di antara dua kaki (kemaluan)-nya, maka ia kujamin dengan surga." (HR. Bukhari dengan lafazhnya, juga riwayat Tirmidzi dan lainnya.)
  1. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Barangsiapa yang dijaga oleh Allah dari kejahatan mulut dan kejahatan kemaluannya, maka ia akan masuk surga." 'HR. Tirmidzi. Menurutnya, hadits ini hasan.)
  1. Dari Abu Rafi' r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda.
“Barangsiapa memelihara mulut dan kemaluannya, ia akan masuk surga.” (HR.Thabrani dengan Isnad Jayyid)
  1. Abu Musa Al Asy’ari r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda :
“Barang siapa memlihara mulut dan kemaluannya, ia akan masuk surga.” (HR. Thabrani. Kedua perawi adalah tsiqah.)

Kunci 89-91 :
Memberi Orang yang Bakhil, Menyambung Hubungan dengan Orang yang Memutuskan, dan Memberi Maaf

Dari Abu Hurairah r.a., ia bercerita bahwa Rasulullah saw bersabda:  

“Tiga perkara, barang siapamelakukannya, ia akan dihisab oleh Allah dengan mudah dan akan dimasukkan ke surga dengan rahmat-Nya. Para sahabat bertanya, “Apakah itu, ya Rasulullah?” Rasul menjawab: “Memberi kepada orang yang bakhil (pelit) kepadamu, menyambung hubungan kepada orang yang memutuskannya darimu, dan memaafkan orang yang menzhalimimu!” Bila hal ini kau lakukan, engkau masuk surga! “ (HR. Bazzar dan Thabrani dalam Al Ausath)
Dalam riwayat Hakim terdapat kalimat:
“Abu Hurairah berkata, ‘Bila semua itu aku lakukan, apa balasannya,  ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Engkau akan dihisab dengan mudah dan Allah akan memasukkanmu ke surga dengan rahmat –Nya!” (Menurut Imam Hakim, hadits ini shahih isnadnya.)


Kunci 92
Berbakti kepada Ibu Secara Khusus   
a.  Diriwayatkan dari Thalhah bin Mu’awiyah As Salamy r.a. ia berkata :
 “ Aku pemah datang kepada Rasulullah Saw dan berkata, Wahai Rasulullah, aku ingin jihad fi sabilillah'. Maka beliau bertanya, 'Apakah kau masih punya ibu?' Aku menjawab, Ya.' Rasul bersabda, 'Berbaktilah kepadanya, karena disana terletak surga.'" (HR. Thabranl.)
b. Dari Mu'awiyah bin Jahimah bahwa Jahimah pernah datang kepada Nabi Saw
'Ya RasuluUah, aku ingin ikut berperang. Aku datang kepa-damu untuk minta pendapat, bagaimana?" Maka RasuluUah Saw bertanya, "Apakah engkau punya ibu?" Aku menjawab, "Ya." Maka beliau berkata, "Kalau begitu, damping! dia. Karena surga itu di bawah telapak kaki ibu." (HR. Ibnu Mafah dan Nasa'i dengan lafazhnya. Juga riwayat Hakim. Menurutnya, isnad hadlts ini shahih.)
Hadits di atas memiliki makna bahwa berbakti kepada kedua orang tua secara umum dan kepada ibu secara khusus termasuk amal paling penting yang dapat mengantar seseorang ke surga dan termasuk amal yang paling dicintai Allah. Simak pula hadits dari Ibnu Mas'ud r.a. berikut:
"Aku pemah bertanya kepada Rasulullah Saw, 'Amalapakah yang paling dicintai Allah?' Rasulullah Saw menjawab, 'Shalat pada waktunya.' Aku bertanya lagi, 'Lalu apa?' Beliau men­jawab, 'Berbakti kepada kedua orang tua.' Aku bertanya, 'Lalu apa lagi?' Beliau menjawab, 'Jihad fi sabilillah. '" (HR. Bukharl-Muslim)


Kunci 93 :
Mengasuli Anak Yatim (Menyayanginya dan Menafkahinya)
  1. Dari Sahl bin Sa'ad r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Aku dan orang yang menanggung anak yatim di surga seperti ini (beliau mengisyaratkan kedua jari telunjuknya dan jari tengah sambil membuka keduanya)." (HtL Bukhari, Abu Daud, dan Tirmldzi.)
  1. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa menghidupi tiga anakyatim, maka ia laksana orangyang berqiyaamullail dengan shaum pada sianghari-nya serta di pagi dan sore hari menghunus pedangnya fi sabilillah, dan aku bersamanya di surga sebagai dua saudara seperti berdampingannya dua ini. Beliau menempelkan jari telunjuknya ke jari tengahnya. " (HR. Ibnu Mafah)
  1. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa mengambil anak yatim dari kalangan Umat Islam untuk ia beri makan dan minum (pelihara), maka Allah akan memasukkannya ke surga, kecuali jika ia berbuat dosa yang tak diampuni. " (HR. Tlrmidzl. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)

Kunci 94 :
Tidak Menyakiti Tetangga
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata bahwa seorang laki-laki mengajukan masalah kepada Rasulullah:
"Wahai Rasulullah, si fulanah (anu) rajin salat, sedekah dan puasa, tapi ia suka menyakiti tetangganya, dengan ucapan-nya!" Maka Rasulullah Saw menjawab: "Ia masuk neraka." Lelaki itu berkata lagi, "Ya Rasulullah, ada lagi s/' fulanah sedikit shalat dan puasanya, begitu juga sedekahnya, namun ia tidakpemah mengganggu tetangganya."Maka Rasulullah Saw menjawab, "Ia masuk surga." (HR. Ahmad, Bazzaar, dan Ibnu Hibban dalam shahih-nya. |uga rfwayat Hakim. Menurutnya, hadits ini isnadnya shahih)

Berdasar pada pernyataan hadits di atas dapat disimpul-kan bahwa menyakiti tetangga, baik dengan perkataan maupun perilaku, termasuk perbuatan tidak beriman kepada Allah, seperti dinyatakan dalam hadits berikut:
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, jangan-lah ia menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia menghormati tamunya, serta barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baikatau d/am."(HR. Bukhari-Muslim.)
  1. Dalam riwayat Muslim disebutkan:
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendak­lah ia berbuat ihsan (baik) kepada tetangganya."

Kunci 95 :
Mengunjungi Saudara Karena Allah
  1. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Barangsiapa yang menjenguk orang sakit atau mengunju-ngi ikhwan (saudara) karena Allah, maka ia akan diseru dengan 'dirimu baik, langkahmu baik dan engkau telah menyiapkan tempat di surga."'(HR. Ibnu Majah dan llnnldzi dengan lafazhnya. la berkomentar, hadits ini hasan. |uga riwayat Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Semuanya dari Jalur Abu Sinan dari 'Utsman bin Abi Saudah.)
b.   Dari Anas r.a., bahwa Nabi Saw bersabda:
"Tidaklah seorang hamba datang mengunjungi ikhwannya karena Allah, melainkan ia diseru leh malaikat dari langit. Berbahagialah dirimu dan berbahagialah dengan surga. Jika tidak begitu, Allah berfirman kepada para malaikat penjaga 'Arasy-Nya, 'Hamba-Ku telah menziarahi saudaranya karena Aku, aku wajib menjamunya, maka la tidak ridha balasan untuknya, selain surga." (HR. Bazzaar dan Abu Ya'la dengan isnad jayyld.)
Untuk meraih kebahagiaan, hadits berikut dapat dijadi-kan bahan pendukung:
Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Seorang laki-laki pemah mengunjungi ikhwannya di sebuah kampung. Maka Allah mengutus malaikat untuk memantau-nya. Ketika ia lewat, malaikat berkata, 'Mau ke mana kau?'Ia menjawab, 'Aku akan mengunjungi saudaraku di kampung in/.' Malaikat bertanya, 'Apakah karena ada kenikmatan yang akan kamu peroleh darinya (has/7 bumi)?' la menjawab, Ti-dak, aku hanya mencintainya karena Allah.' Lalu malaikat berkata, 'Aku adalah utusan Allah untuk menyatakan kepa-damu bahwa Allah mendntaimu sebagaimana kau telah mendntai saudaramu karena D;a/"(HR. Muslim.)

Kunci 96 :
Menyingkirkan Benda yang Mengganggu dari Jalan
  1. Abu Syaibah Al Hirawi berkata bahwa pada suatu hari Mu'adz r.a. berjalan bersama seseorang. Maka ia sing-kirkan sebuah batu dari jalan. Laki-laki itu bertanya, "Apa ini?" Maka Mu'adz r.a. berkata, "Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang menyingkirkan batu dari jalan, maka akan ditulis untuk hasanah, dan barangsiapa memiliki hasa-nah, dia masuk surga." (HR. Thabrani dalam Al Kablr dengan para perawl yang tsiqah.)
  1. Thabrani dalam Mu'jam Al Ausath meriwayatkan hadits dari Abu Darda' r.a. dengan kata-kata:
"Barangsiapa menyingkirkan sesuatu yang mengganggu kaum muslimin dari jalan mereka, maka Allah akan menulis untuk-nya satu hasanah; dan barangsiapa yang ditulis untuknya hasanah, Allah akan memasukkannya ke surga karenanya."
Dari hadits di atas tampak jelas bahwa perbuatan itu ter-masuk cabang iman, sebagaimana bunyi sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Iman itu enanm puluh lebih atau tujuh puluh lebih. Yang paling rendah /a/ah menyingkirkan benda yang mengganggu darijalan, sedang yang paling tinggi ialah ucapan: Laa Ilaaha Illallaah." (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tlrmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah.)





Kunci 97 :
Takut kepada Allah
  1. Abu Hurairah r.a., pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa yang takut, ia segera jalan pada malam hari. Dan barangsiapa berangkat pada malam hari, ia akan sam-paike tempat tujuan (dengan segera dan selamat). Ketahui-lah bahwa dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah bahwa dagangan Allah itu surga." (HR. Urmldzl. Menurutnya, hadlts Inl hasan.)
Pendapat Imam Nawawi tentang kalimat "Ketahuilah bahwa barang dagangan Allah itu surga" merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Nabi Saw bagi orang yang menempuh jalan menuju akhirat. Adapun setan berusaha mengganggunya melalui hawa nafsu, cita-cita (hayalan) dusta sebagai pendukungnya. Bila ia selalu waspada dalam menempuh perjalanannya itu dan ikhlas dalam beramal, maka ia aman dari gangguan setan.
  1. Ibnu Abbas r.a., berkata ketika Allah 'Azza wa Jalla menurunkan kepada Nabi-Nya ayat:
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari apt neraka yang bahan bakamya adalah manusia dan batu...." (At Tahriim 6), maka pada suatu hari, beliau Saw membaca ayat ini di hadapan para sahabatnya. Tiba-tiba seorang pemuda jatuh pingsan. Ketika Rasulullah Saw meletakkan tangannya di dadanya, temyata tubuh pemuda itu bergerak-gerak. Maka Rasulullah Saw berkata, "Hai pemuda, ucapkanlah: Laa Ilaaha illallaah! Maka ia pun mengucapkannya. Kemudian Rasulullah membenkan kabar gembira kepadanya dengan surga. Para sahabat berkata, "Adakah itu juga untuk kita?" Rasul Saw menyambut, 'Apa-kah kalian tak mendengar firman Allah: "Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) ke hadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku. (Ibrahim 14). '"(HR. Hakim. Men unit beliau, hadfts Ini Isnadnya shahih.)

Kunci 98 :
Sabar Saat Mengalami Kebutaan
  1. Anas r.a. pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Jika Aku menguji hamba-Ku dengan kehilangan penglihatan kedua matanya, dan ia bersabar, maka akan Aku gantikan dengan surga."'(HR. Bukhari dan Tirmidzi.)
  1. Lafazh Tirmidzi menyatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Jika Aku ambil (penglihat­an) dua mata hamba-Ku di dunia, maka tak ada baginya balasan di sisi-Ku selain surga. '"
Dalam riwayat lain dari Tirmidzi disebutkan:
“Barang siapa Kuambil penglihatan dua matanya, lalu ia ber­sabar dan tidak berkeluh-kesah, maka Aku tidak ridha pahala untuknya selain surga."

Kunci 99 :
Istighfar
a.      Dari Syaddaad bin Aus r.a. bahwa Nabi Saw bersabda, "Kepala seluruh istighfar ialah:
“ Ya Allah Engkau adalah Rabb-ku. Tiada llah selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada pada janji (dengan)-Mu selama aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku laku-kan. Aku akui pada-Mu terdapat seluruh nikmat (yang Kau anugerahkan) kepadaku, maka ampunilah aku, karena tak ada yang member! maghfirah selain Engkau.' "Barangsiapa membacanya pada sore hari dengan yakin, lalu malamnya meninggal, maka ia masuk surga. Barangsiapa membacanya dengan yakin pada pagi hari, lalu ia meninggal pada hari itu, maka akan masuk surga." (HR. Bukhari, Nasa'i, dan Tir­midzi.)
b.      Juga dari Syaddaad bin Aus dengan lafazh:
"Tidaklah seseorang membacanya pada petang hari, ke-mudian ia meninggal dunia, melainkan wajib baginya surga, dan tidaklah seseorang membacanya pada pagi hari, lalu meninggal dunia, melainkan wajib baginya surga. " (Syad­daad pada Bukharl tidak punya hadits selain ini, |uga rlwayat Abu Daud, Ibnu Hibban, dan Hakim dari hadits Buraldah r.a.)
Sehubungan dengan hadits di atas, ada satu keterangan sebagai berikut:
Di dunia ada dua jaminan keamanan dari azab Allah yang salahsatunya diangkat, sedang yang satunya tetap. Ada-pun jaminan keamanan yang telah diangkat (diambil) ialah selama Rasulullah Saw ada di antara mereka, sedang yang masih tetap adalah istighfar. Ulama yang menyampaikan keterangan ini berargumentasi dengan firman Allah seba­gai berikut:
"Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka beristighfar (minta ampun)."(Al  Anfaal 33)
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan:
"Bertaubatlah kamu kepada Allah dan beristighfarlah kepada-Nya, sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari 100 kali. "
Kunci 100 :
 Shalat Malam
Diriwayatkan dari Asma' binti Yazid r.a. bahwa Rasulul­lah Saw bersabda:
"Pada hari kiamat umat manusia akan digiring di pelataran yang satu. Lalu satu suara menyeru, 'Manakah orang-orang yang pemah merenggangkan lambung dari tempat tidur (shalat malam).' Maka tampillah mereka dengan jumlah sedikit. Kemudian masuk surga tanpa hisab. Sementara itu, yanglainnya diperintah untuk dihisab." (HR. Baihaqy)
Berkaitan dengan persyaratan masuk surga tanpa hisab, ada satu hadits shahih yang menyebutkan bahwa ada 70.000 umat masuk surga tanpa hisab dan azab. Ketika Rasulullah ditanya mengenai hal itu, beliau menjawab:
"Manusia paling aman bagiku untuk menjadi sahabat dan terhadap hartanya ialah Abu Bakar. Sekiranya aku menjadi-kan Khalil (kekasih) dari penghuni bumi ini, niscaya Abu Bakar yang a/can aku pilih, namun ia hanya saudara dalam Islam."
Bila kita mencoba mengikuti jejak Ash Shiddiq supaya termasuk golongan surga, maka hadits berikut cukup dija-dikan renungan dan dorongan:
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah 'Azza wa Jalla berkata pada hari kiamat, 'Hai Ibnu Adam, Aku pemah sakit tap! tak kau jenguk!' Ibnu Adam: 'Bagaimana Engkau sakit dan kami jenguk ya Rabbi, bukankah Engkau Rabbul 'Alamiin?' Allah Swt: "Tidakkah kau tahu hamba-Ku si Man sakit, dan tidak kau jenguk. Tidakkah kau tahu sekiranya ia kau jenguk, pastikau dapati Aku di sampingnya! Hai Ibnu Adam, Aku pemah memintamu makan, namun engkau tak memberi!'Ibnu Adam: Ya, Rabbi bagaimana Engkau minta makan dan kuberi, padahal Eng­kau Rabbul 'Alamiin?' Allah 'Azza wa Jalla: "Tidakkah kau tahu seorang hamba-Ku lapar dan meminta makan kepada-mu, namun engkau tak memberinya. Ketahuilah, bila eng­kau memberinya makan, pasti kau dapati yang demikian itu di sisi-Ku! Hai Ibnu Adam, Aku pemah minta minum ke-padamu, tapi tak kau penuhi!' Ibnu Adam: 'Bagaimana mungkin aku memberi-Mu minum, wahai Ilahi, sedang Engkau Rabbul 'Alamiin?' Allah 'Azza wa Jalla: "Seorang hamba-Ku meminta minum kepadamu, namun engkau tak memenuhinya. Tidakkah kau tahu, sekiranya kau minumi ia, niscaya hal itu kau dapati di sisi-Ku.'"(HR. Muslim)
  1. Juga dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Hak kewajiban sang muslim atas muslim lainnya ada lima. Pertama, menjawab salam. Kedua, menjenguk yang sakit. Ketiga, mengantar jenazah. Keempat, memenuhi undangan. Kelima, mendoakan orang yang bersin. " (HR. Muttafaq 'alaih)
Kunci 104 :
 Shaum
Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Di surga terdapat pintu yang bemama Pintu Rayyan, yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang shaum saja, tidak oleh orang lain. Kalau mereka sudah masuk, maka pintu ter-sebut ditutup." (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa'i)
Tirmidzi menambahkan: "Barangsiapa memasukinya, ia tak akan haus selamanya."
Dalam shahihnya, Ibnu Khuzaimah juga meriwayatkan hal yang sama, hanya saja ada kata-kata:
"Jika salah seorang dari mereka masuk, maka pintu tersebut ditutup. Barangsiapa masuk, pasti minum, dan barangsiapa minum, ia tak akan haus selamanya."
Pahala di atas memang pantas bagi orang-orang yang shaum, sebab, waktu di dunia, mereka telah menahan dahaga karena Allah.
Shaum selain menjadi kunci surga, juga termasuk zakat badan, seperti tertera dalam hadits-hadits berikut:
 a. Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Bagi setiap sesuatu ada zakatnya, sedang zakat badan itu shaum. Ia merupakan setengah dari sabar. "(HR. Ibnu Majah)
b. Hudzaifah r.a. berkata, "Aku menyodorkan dadaku, agar Rasulullah Saw bersandar kepadaku. Lalu beliau bersabda:
'Barangsiapa membaca: Laa Ilaaha IHallaah, maka Allah mencapnya untuk masuk surga dan barangsiapa shaum satu hari, karena mencari ridha Allah, maka ia dicap untuk masuk surga." (HR. Ahmad dengan isnad La ba'sa blh (tak mengapa)
Adapun dalam lafazh Ashbihani disebutkan:
"Hai Hudzaifah, barangsiapa dicap dengan shaum satu hari, karena mengharap ridha Allah, maka Allah 'Azza wa Jalla akan memasukkannya ke surga."
  1. Abu Umamah r.a berkata, "Wahai Rasulullah, suruhlah aku melakukan satu amal!" Maka Rasulullah Saw ber­sabda:
"Hendaklah engkau shaum, karena ia tak ada tandingan-nya!" Aku bertanya lagi, "Ya Rasulullah, suruhlah aku de­ngan satu amal!". Beliau menjawab, "Shaumlah karnu, karena ia tak ada tandingannya (untuk mengendali nafsu syah-wat)!."(HR. Nasal dan Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya. |uga riwayat Hakim. Menurutnya, hadhs ini shahlh.)

Kunci 105-106 :
Haji dan Umrah
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Satu umrah ke umrah yang lain merupakan penghapus dosa antara keduanya, dan haji yang mabrur tak ada balas-annya kecuali surga." (HR. Bukhari, Muslim, Tirmldzl, Nasal, Ibnu Majah, dan Asblhanl.)
Imam Asbihani menambahkan sebagai berikut:
"Tidaklah seorang haji bertasbih dan tidaklah ia bertahlil (membaca: Laa Ilaaha Illallaah) serta tidaklah ia bertakbir melainkan diberi berita gembira."
  1. Dari Jabir r.a., bahwa Nabi Saw bersabda:
"Tidak ada balasan bagi haji yang mabrur, kecuali surga. Ditanyakan, "Apa kemabrurannya?" Rasul Saw menjawab, "Yaitu member! makan dan manis pembicaraan." (HR. Ahmad, Thabranl dalam Al Ausath dengan Isnad hasan. Juga riwayat Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya, Balhaqy, dan Hakim dengan dlringkas. Hakim berfcomentar, "Is-nadnya shahlh.")
Dalam riwayat Ahmad dan Baihaqy disebutkan:
"Memberi makan dan menyebarkan salam."
  1. Juga dari Jabir r.a. bahwa Nabi Saw bersabda :
“Rumah ini (Baitullah) salah satu tiang penyangga Isalam. Barang siapa pergi haji ke Baitullah atau umrah, berarti ia dijamin oleh Allah, bila ia mati, Allah memasukkanya ke surga. Bila ia selamat hingga ia kembali ke rumah (tanah air)nya, ia dikembalikan oleh Allah dengan pahala dan keberuntungan harta. (HR. Thabrani dalam Al Ausath).
Menurut Ijma’ Ulama, haji merupakan rukun Islam yang  wajib ditunaikan sekali sepanjang hidup (bagi yang mampu melaksanakan bila ditinntaju dari aspek ekonomi, social, politik dan keamanan) . mengenai umrah, terjadi khilafiah (perselisihan) pendapat. Ada yang berpandapat wajib berdasarkan ayat : “Dan sempurnakanlah ibadfah haji dan umrah karena Allah.. “ (Al Baqarah 196). Sementara itu, pendapat lain mengatakan sunnah. Imam Syaukani berpendapat, “Yang betul, umrah bukan wajib, wallahu A’lam.”


Kunci 107 :
Jihad fi Sabilillah

a.   Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah bersabda :
  ”Allah menjamin orang yang keluar di jalan-Nya, untuk jihad di jalan-Ku dan beriman kepada-Ku serta mempercayai para Rasul-Ku. Ia dijamin untuk dimasukkan di surga, atau dia kembalikan ke rumah (tempat) yang darinya ia keluar dengan membaw pahala atau ghnimah (harta rampasan perang) . Demi Allah, Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya. Tidak satu luka yang didapat oleh seorang fi sabilillah, melainkan pada hari kiamat ia akan tetap menyandang seperti luka (di dunia) . Warnanya warna darah, baunya bau kesturi. Demi Allah Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sekiranya tidakakan melemahkan kaum musli-min, niscaya aku tidak duduk di belakang pasukan yangpe-rangfi sabilillah selamanya, tapi aku tak menjumpai kelapa-ngan untuk membawa mere/a dan mereka tidak menemukan keluasan dan berat bagi mereka untuk tidak ikut bersama aku. Demi Allah Yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sungguh aku suka untuk perang fi sabilillah, kemudian aku dibunuh, lalu perang dan dibunuh lagi!" (HR. Muslim dengan lafazhnya.)
  1. Imam Malik dan Nasa'i juga meriwayatkan dengan lafazh:
"Allah menjamin orangyang ber jihad fi sabilillah, yang tak keluar dari rumahnya kecuali hendak jihad di jalan-Nya, serta mempercayai ayat-ayat-Nya, untuk memasukkannya ke surga, atau mengembalikannya ke rumahnya dengan membawa pahala atau ghanimah.... "

Kunci 108 :
Mohon Mati Syahid fi Sabilillah
  1. Dari Sahl bin Hanif r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa meminta man syahid kepada Allah dengan jujur, pasti akan Allah sampaikan ia ke tingkat para syuhada se-kalipun mati di atas tempat tidur. "(HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Mafah.)
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa berperang fi sabilillah dalam waktu seperti lamanya engkau memerah susu, maka ia berhak masuk surga. Barangsiapa meminta mati syahid kepada Allah dengan penuh kejujuran, lalu ia mati atau terbunuh, maka ia men-dapat pahala syahid. Dan barangsiapa terluka dalam perang fi sabilillah, atau tertimpa satu bencana, maka luka atau ben-cana tersebut pada hari kiamat menjadi tetap seperti itu. Wamanya wama za'faran (kunyit) dan baunya semisal bau kesturi...." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Menurut Tirmid­zi, hadhs ini hasan shahih. Juga riwayat Nasa'i dan Ibnu Majah.)
Ibnu Hibban dalam Shahih- nya juga meriwayatkan masalah yang sama, hanya saja ada kata-kata: "Barang­siapa meminta mati syahid kepada Allah dengan ikhlas, maka Allah memberinya pahala syahid sekalipun ia mati diatas tempat tidur."
Agar kita memperoleh derajat yang tinggi, maka kita harus mengamalkan isi hadits tersebut, yakni mohon mati syahid fi sabilillah, sekalipun kita mati di tempat tidur.
Anas r.a. berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Barangsiapa meminta mati syahid dengan ikhlas, maka Allah akan memberinya sekalipun ia tidak berperang." '(HR. Muslim dan lainnya. Juga riwayat Hakim. Menurutnya, hadits Ini shahih sesuai syarat Bukhari-Muslim.)

Kunci 109 :
 Membaca Al Qur'an
  1. Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Dikatakan kepada yang suka membaca Al Qur'an, 'Bacalah dan naiklah serta bacalah sebagaimana kau membaca di dunia. Sesungguhnya tempat tinggalmu sesuai dengan batas akhir ayat yang kau baca!'"(H1L Tlrmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dalam Shahih-nya. Menurut Tlrmidzi, hadits ini hasan shahih.)
  1. Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Orang yang suka membaca Al Qur'an akan muncul pada hari kiamat. Sementara Al Qur'an berkata, Ya /tefeW, berilah ia perhiasan!' Maka Allah memakaikan mahkota kemuliaan. Al Qur'an berkata lagi, Tambahilah ya Allah!' Maka Allah memberinya perhiasan kemuliaan. Lalu Al Qur'an kembali berkata, 'Rabbi, ridhailah diaTMaka Allah pun ridha kepada-nya. Lantas dikatakan kepadanya, 'Bacalah dan naiklah!' Akhimya, dengan setiap ayat (yang dibaca), bertambah hasanah (kebaikan)-nya. " (HR. Tlrmidzi dan la mengha-sankannya, juga riwayat Ibnu Khuzaimah dan Hakim. Menurut Hakim, hadits ini isnadnya shahih.)
Imam Khattaby berkata, "Dalam sebuah keterangan di-sebutkan bahwa bilangan ayat Al Qur'an sesuai dengan tingkat di surga. Maka dikatakan kepada sang Qari', "Naik­lah ke tangga sesuai dengan ayat yang telah kau baca!" Barangsiapa menyempurnakan bacaan seluruh Al Qur'an, maka ia naik di tingkat surga yang paling tinggi di akhirat. Barangsiapa membaca satu juz, maka ia naik ke tingkat yang sesuai dengannya. Jadi pahalanya sesuai dengan bacaannya.

Abu Dzar r.a. berkata,”Aku meminya wasiat kepada Rasulullah Saw, ‘Wahai Rasulullah, wasiatilah aku!’ Maka Rasulullah Saw bersabda,’Bertakwalah kepada Allah, karena ia pokok segala perkara!’ Aku berkata lagi,Ya Rasulullah, wasiati aku dengan yang lainnya!’ Rasl menjawab,’Bacalah Al Qur’an, karena ia cahaya bagimu di bumi dan simpananmu di langit…” (HR. Ibnu Hibbandalam Shahhih-nya dari sebuah hadits panjang.)

Kunci 110-112 :
Tidak sombong, Tidak Punya Utang, dan Tidak Ghulul (Mengambil Jatah Sebelum Dibagi )
            Dari Tsauban r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda :
“Barang siapa dibangkitkan pada hari kiamat dengan lepas dari tiga perkara, maka ia masuk surga : lepas dari sombong, ghulul (mengambil jatah rampasan perang sebelum dibagi, dan utang.” ( HR. Nasa’i dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya dengan lafadznya. Juga riwayat Hakim . Menurutnya, hadits ini shahih, sesuai  syarat Bukhari-Muslim.)
Utang yang dimaksudkan dalam hadits di atas ialah uatngnya seseorang yang meninggal.
Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata bahwa Nabi Saw bersabda :
“Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat sifat sombong, meskipun seberat atom.” Seorang lelaki tampil bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana jika seseorang senang memakai pakaian bagus dab sepatu (sandal)nya bagus?’ Rasulullah Saw menjawab,”Sesungguhnya Allah itu indah, cinta keindahan . Sombong itu ialah menolak yang hak dan meremehkan (menghina) orang lain.” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

Kunci 113 :
Mati Syahid fi Sabilillah
a. Dari Ubaidah bin Shamit r.a. bahwa Nabvi Saw bersabda :
 "Bagi orangyang mati syahid di sisi Allah ada tujuh perkara: Satu, dosanya diampuni sejak darahnya memancar. Dua, melihat tempatnya di surga. Tiga, dihiasi dengan perhiasan /man. Empat, diselamatkan dari azab kubur dan aman dari kedahsyatan hari Mamal Lima, diberi mahkota kewibawaan, sebuah yaqut (mutiara) darinya lebih baik dari dunia dan seluruh isinya. Enam, dikawinkan dengan 72 bidadari. Tujuh, memberisyafaatkepada 70 orang keluarganya."(HR, Ahmad dan Thabrani, namun isnad Ahmad Hasan)
b. Anas r.a. mengatakan bahwa seorang laki-laki hitam datang kepada Nabi Saw dan berkatata :
'Ya Rasulullah, aku laki-laki hitam, busuk baunya dan jelek lagi sangat miskin. Jika aku perang kemudian terbunuh, apa bagianku?" Rasulullah Saw menjawab, "Surga." Maka la pun pergi berperang hingga mati. Lalu Rasulullah Sawmendata-nginya sambil bersabda: "Allah telah memutihkan wajahmu, mengharumkan baumu dan menjadikanmu kaya." Kemudian beliau bersabda lagi, "Aku sungguh telah melihat isterinya dari bidadari menarik, jubahnya dari wol dan ia masuk antara dia dengan jubahnya." (HR. Hakim. Menurutnya, hadtts ini shahih sesuai syarat Muslim. Juga riwayat Ibnul Qayylm dalam Zaadul Ma'aad, tentang Perang Khaibar.)
Tentang keutamaan mati syahid, ada sebuah hadits dari Anas r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Tidaklah seseorang masuk surga ingin kembali ke dunia dan sedang dia tak punya sesuatu pun di dunia", (Dalam satu riwayat dikatakan: Tidaklah seoranghamba matiyang baginya ada kebaikan di sisi Allah, tak senang untuk kem­bali ke dunia dan bahwa baginya adalah dunia dan isinya) kecuali orangyang syahid. la mengharap dapat kembali ke dunia untuk berperang dan terbunuh sampai 10 kali, karena keramat (kemuliaan) yang ia peroleh." Dalam sebuah riwayat ada kata-kata: "...karena keutamaan mati syahid yang dirasakannya." (HR. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzl)




Kunci 114 :
Membaca Qul Huwallaahu Ahad (Surat Al Ikhlas)
  1. Dari Aisyah r.a. la berkata bahwa Nabi Saw pernah mengutus seseorang kepada suatu pasukan. Ia mem­baca Surat Al Ikhlas untuk mengakhiri bacaan shalat-nya bersama kawannya. Ketika pulang, mereka mence-ritakan hal itu kepada Nabi Saw. Maka Nabi berkata,
Tanyalah ia mengapa ia lakukan itu? Setelah ditanya, ia menjawab, 'Karena surat tersebut berisi sifat Allahur Rah-man. Dan aku senang membacanya.' Maka Nabi berkata, 'Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah mendntainya.'" (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa'i)
  1. Bukhari dan Tirmidzi juga meriwayatkan dari Anas, namun lebih panjang kalimatnya. Pada bagian terakhir berbunyi:
"Ketika Rasulullah Saw mendatangi mereka, maka mereka memberitahukannya. Kemudian beliau bertanya, 'Mengapa engkau tidak melakukan apa yang disuruh oleh kawan-kawanmu dan mengapa engkau senantiasa mengakhiri bacaanmu dengan membaca Surat Al Ikhlas setiap raka'at?' Ia menjawab, 'Karena aku mendntainya.' Rasul berkata, 'Cintamu kepadanya itu menjadikanmu masuk surga.'"

Kunci 115:
Membaca Laa Ilaaha Illallaah
  1. Dari Zaid bin Arqam r.a. bahwa Rasulullah Saw ber-sabda:
"Barangsiapa yang mengucap: Laa Ilaaha Illallaah dengan ikhlas, maka ia masuk surga. Ditanyakan, "Bagaimana ikh-lasnya?" Rasulullah Saw menjawab: "Yaitu menjadi pengha-langmu dari berbuat yang diharamkan Allah." (HR. Thabranl dalam Al Ausath, juga dalam Al Kabir dengan kata-kata: "Yaitu mencegahmu dari apa yang diharamkan oleh Allah atasmu.")
  1. Dari Ubadah bin Shamit r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Barangsiapa bersaksi bahwa tiada Ilah selain Allah, Maha Tunggal la, tak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya; Isa adalah hamba dan rasul-Nya, serta kalimat-Nya yang ia berikan kepada Maryam dan ruh-Nya, sedang surga itu hak, dan neraka pun hak, maka Allah masukkan ia ke surga sesuai dengan amalnya di dunia." Ubadah menambahkan: "Masuk surga daripintunya yang delapan sekehendaknya." (HR. Bukhari-Muslim. Lafazhnya dari Bukhari.)

Kunci 116 :
Membaca Subhanallah, Al HamduliUah, Laa Ilaaha Illallaah Wallaahu Akbar, dan La Haula Wala Quwwata lUa Billah
  1. Dari Abu Darda' r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Ucapkanlah: subhanallah, al hamdulillah, laa ilaaha illallaah, Allahu Akbar dan laa haula wala quwwata iia billah, karena kalimat-kalimat ini merupakan tabungan yang baik (simpanan di akhirat) di sampingia akan menghapus dosa-dosa seperti pepohonan merontokkan dedaunan, juga ia termasuk barang simpanan surga. "(HR. Thabranl dengan dua isnad yang salah satunya terdapat Umar bin Rasyld, sedang perawi yang lain dijadikan hujjah dalam Kitab Shahih.)
  1. Dari Abu Said Al Khudri r.a. bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Perbanyaklah memiliki baqiyat shalihat (simpanan yang baik untuk di akhirat). Para sahabat bertanya, 'Apa itu, ya Rasulullah?' Rasul Saw menjawab, "Yaitu bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, dan mengucap laa haula walaa quwwata ilia billah!"(HK.. Ahmad, Abu Ya'la dan Nasa'i. Lafazhnya darl Nasal, (uga Ibnu Hibban dalam Shahih-nya dan Hakim. Menurut Hakim, hadlts inl isnadnya shahih.)

KuncI 117 :
Memuji Allah Saat Susah dan Senang
  1. Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda:
"Orang yang pertama kali diseru untuk masuk surga ialah mereka yang memuji Allah 'Azza wa Jalla, baik ketika senang maupun susah. "(HR. Ibnu Abuddunya, Bazzaar, dan Tha-brani dalam ketiga Mu'|am-nya dengan banyak isnad yang salah satunya hasan. )uga riwayat Hakim, yang mengatakan bahwa hadits ini shahih sesual syarat Muslim.)
  1. Dari Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi Saw bersabda:
"Pelan-pelan itu dan Allah, sedang tergesa-gesa itu dari setan. Tidaklah seseorang paling banyak uzur kepada Allah dan tidak ada sesuatu yang paling dicintai Allah selain memuji Dia (Al Hamdulillah)."(HR. Abu Ya'la, sedangkan rifalnya shahih.)

KuncI 118 :
Dzikir Setelah Shalat
a. Dari Abdullah bin 'Amr r.a. bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Dua perkara di mana seorang hamba tidak mengamalkan­nya, kecuali masuk surga, padahal keduanya ringan, namun sedikit yang mengamalkannya, yaitu: salah seorang di antara kamu membaca tasbin kepada Allah 10 kali setiap selesai shalat, bertahmid 10 kali, dan bertakbir juga 10 kali. Berarti 150 kali sehari semalam diucapkan oleh lisan dan menjadi 1.500 di mizan (timbangan) akhirat. Dan jika seorang darimu hendak berbaring tidur, bertasbih sebanyak 33 kali, bertahmid 33 kali, dan bertakbir 34 kali. Berarti 100 banyak-nya di lisan dan menjadi 1.000 di mizan." Abdullah bin 'Amr melanjutkan: Lalu Rasulullah Saw bersabda, "Siapakah di antara kamu yang melakukan 2.500 kesalahan sehari se­malam?" Abdullah berkata: "Aku melihat Rasulullah Saw menggenggamnya dengan tangannya. Lalu beliau ditanya, "Ya Rasulullah, bagaimana kami dapat mengamalkannya?" Rasul menjawab, "Setan mendatangimu ketika kamu sedang shalat seraya berbisik, 'Ingatlah itu, ingat-ingatlah anu.'Juga ia datang, ketika kamu hendak tidur, hingga kamu langsung tidur."(HR. Abu Daud dan Tlrmidzi. Menurutnya, hadits ini hasan shahih. Juga riwayat Nasa'i, Ibnu Majah, dan ibnu Hibban dalam Shahih-nya dengan lafazhnya.)

Kunci 119-220 :
Memakan yang halal, Mengamalkan Sunnah dan Menjauhkan Dili dari Menyakiti Orang
Dari Abu Said Al Khudri r.a. bahwa Rasulullah Saw ber­sabda:
"Barangsiapa makan barang yang baik (halal) dan meng-amaikan sunnah serta oranglain selamat dari kejahatannya, maka ia masuk surga. Para sahabat bertanya, Ya Rasulullah, yangseperti ini sekarang banyak yang melakukannya.'Rasul menjawab, 'Dan pada generasi setelahku, itu akan banyak terjadi pula.'"(HR. Hakim, dan ia menshahlhkannya.)
Berikhtiar atau usaha yang halal adalah perintah Allah kepada orang-orang beriman, seperti pada ayat:
"Hai orang-orang beriman, makanlab di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu...."(M Baqarah 1 72)
Rasulullah Saw pernah berwasiat demikian:
"Usahalah (cari rizkilah) dengan baik/halal, dan beramal shalehlah, serta minta kepada Allah rizki hari itu untuk hari itu. Dan anggaplah dirimu dari golongan orang yang telah mati (ingatlah selalu bahwa engkau past/ mati)."
Adapun yang berkaitan dengan amalan sunnah, ada satu pesan Nabi Saw:
“Aku berwasiat kepadamu, hendaklah bertakwa kepada Allah, mendengar, dan patuh sekalipun engkau dipimpin oleh seorang hamba sahaya. Sesungguhnya barangsiapa di antaramu hidup (berumur) panjang, ia akan mendapatkan banyak ikhtilaf (perselisihan). Maka berpegangteguhlah dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat hidayah (sesudahku) gigitlah erat-erat dengan gerahammu. Dan jauhilah olehmu perkara yang dibuat-buat (bid'ah), karena setiap bid'ah itu sesat"(HR. Abu Daud.)
Akan hal yang berhubungan dengan masalah menahan diri dari menyakiti orang termaktub dalam beberapa hadits, di antaranya hadits Muttafaq 'alaih berikut:
"Orang Islam itu ialah orang yang orang-orang muslim lain-nya selamat dari gangguan lisan dan tangannya."
Juga ada sebuah atsar (keterangan) :
"Berbahagialah orang yang dijadikan oleh Allah sebagai kunci pembuka untuk kebaikan dan penggembok kejahatan."


[1] Maksud memberi pinjaman kepada Allah ialah berinfaq di jalan Allah
[2] Tafsir Qutthubi, juz 13 (Mesir: Daarul Kutub), hal. 348.

0 komentar: